TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga regulator penerbangan sipil Cina menghentikan operasi hampir 100 armada Boeing 737 MAX 8 setelah kecelakaan pesawat Ethiopia Airlines Ahad kemarin.
Pada Senin, Beoing 737 MAX 8 yang memenuhi hampir seperempat mdel unit di seluruh dunia, berhenti beroperasi pada pukul 6 pm waktu setempat, menyusul imbauan Administrasi Penerbangan Sipil Cina (CAAC), seperti dikutip dari Reuters, 11 Maret 2019.
Baca: Buntut Laka Ethiopian Airlines, Cina Tangguhkan Boeing 737 MAX 8
CAAC mengatakan akan memberi tahu maskapai penerbangan kapan mereka bisa melanjutkan menerbangkan jet setelah menghubungi Boeing dan Federal Aviation Administration (FAA) AS untuk memastikan keamanan penerbangan.
"Mengingat bahwa dua kecelakaan melibatkan pesawat Boeing 737-8 yang baru dikirim dan terjadi selama fase tinggal landas, mereka memiliki beberapa tingkat kesamaan," kata CAAC.
Para tamu menghadiri upacara pengiriman pertama pesawat penumpang Boeing 737 Max ke Air China di pusat perakitan akhir Boeing Zhoushan di Zhoushan, provinsi Zhejiang, Cina, 15 Desember 2018. [REUTERS / Thomas Peter]
Maskapai Cina memiliki 96 unit Boeing 737 MAX 8 yang beroperasi, termasuk maskapai Air China, China Eastern Airlines, China Southern Airlines dan Hainan Airlines.
Perusahaan data penerbangan Cina Variflight mengatakan setidaknya 29 penerbangan internasional dan domestik pada Senin telah dibatalkan dan maskapai telah menukar pesawat pada 256 yang telah dijadwalkan.
Baca: Dua Kali Alami Kecelakaan Maut, Berikut Fakta Boeing 737 MAX 8
Ketua maskapai China Eastern, Liu Shaoyong, mengatakan kepada media bisnis Caixin di sela-sela pertemuan parlemen di Beijing bahwa mereka hanya akan mempertimbangkan untuk melanjutkan operasional Boeing 737 MAX 8 setelah Boeing mengeluarkan komitmen keselamatan untuk jet dan membuktikan bahwa tidak ada hubungan desain pesawat antara dua tabrakan.