Bagaimana konsolidasi ASEAN dalam menangani konflik, tetapi juga menghadapi perang dagang besar. Amerika-Cina dan juga Rusia?
ASEAN yang lama adalah ASEAN yang terlibat dalam perjuangan di negaranya sendiri, misalnya Soeharto (Indonesia), Lee Kuan Yeuw. Perkembangan demokrasi saat ini banyak pemimpin baru yang terpilih. Jalinan dengan pemerintahan saat ini tidak seperti jalinan pada masa lalu. Kalau dulu, kami selalu berjumpa dan membahas isu-isu penting. Kami pun mengerti kehendak dan cara penyelesaian masing-masing negara-negara. Saat ini dengan pergantian kepemimpinan, maka kami terus mencoba merapatkan hubungan meski upaya tersebut tak seperti dulu. Dengan begitu, ASEAN kurang kuat. Perpaduannya kurang. Segi saling memahami antara pemimpin juga kurang. Saya berpendapat, andaikata ada pemimpin yang lama sedikit (dalam memimpin) maka mungkin kami bisa mempererat hubungan dan banyak yang bisa dilakukan.
Contohnya, Malaysia dengan Cina. Kami sejak dulu mempunyai hubungan baik dengan Cina. Meski Cina mengklaim semua kepulauan di Laut Cina Selatan, tapi kami yakin mereka tidak akan ceroboh terhadap pulau yang kami bina di Laut Cina Selatan.
PM Malaysia Mahathir Mohamad (kiri) dan Presiden Xi Jinping (kanan)
Indonesia akan menggelar Pemilu. Bagaimana pandangan Anda?
Kami tidak akan campur tangan dalam urusan politik negara tetangga ataupun negara manapun. Kami akan tetap menjalin hubungan dengan siapa saja yang terpilih. Kami tidak bisa menyatakan tidak suka terhadap satu calon. Kalau ternyata calon itu terpilih, nantinya bisa jadi masalah. Untuk saat ini kami menanti saja pemilu. Kami akan tetap menjalin hubungan dengan siapa saja yang terpilih nanti.
Apa yang membuat Anda tetap bugar?
Saya dulu menunggang kuda. Tapi kuda saat ini sudah terlalu tua. Hal yang saya lakukan saat ini mengayuh sepeda dan mengendarai mobil. Itu kegemaran saya. Kalau seminggu saja tidak mengendarai mobil, saya khawatir hilang kecakapan saya dalam mengendarai mobil. Menyetir, ya, sekitar dua jam. Mengayuh sepeda sekitar 18 kilometer.
Bagaimana Anda punya jembatan dengan generasi millenial?
Bekerja sama dengan pemimpin yang lebih muda, itu bukan perkara yang luar biasa. Pada masa lalu, ketika pertama kali menjadi perdana menteri, saya sudah berusia hampir 60 tahun. Tapi saya memilih menteri yang muda-muda. Saya memang bergaul dengan anak muda. Tapi saat ini memang jaraknya jauh. Tapi itu tidak jadi masalah bekerja sama dengan anak muda. Saya paham akan kemauan dan kehendak mereka. Saya bersimpati juga terhadap tuntutan mereka.
Anda menjadi blogger di usia 83. Apa yang ingin Anda sampaikan?
Saya menulis itu karena saya melihat pemerintah saat itu melakukan hal-hal yang kurang baik. Karena itu saya perlu suarakan. Mungkin juga karena saya lama menjadi Perdana Menteri, banyak dari mereka yang meminta saya berbuat sesuatu terhadap pemerintahan, baik saat Abdullah Badawi maupun Najib Razak. Cukup efektif. Sekitar 20 juta yang membaca. Sosial media ini lebih kuat dari media massa biasa.