Dijelaskan Bambang, beberapa negara mengingatkan bahwa forum APEC semestinya tetap pada pembicaraan mengenai ekonomi. Inilah yang menjadi alasan mengapa isu anti-terorisme akhirnya diambil alih di tingkatan menlu. Masalah terorisme, jelas Bambang, saat ini menjadi isu bersama yang tidak bisa dihindari.
Sedang pembicaraan para pemimpin APEC direncanakan akan mencakup kerjasama ekonomi, sikap terhadap perundingan baru WTO, dan pembangunan sumber daya di lingkungan ASEAN. Sebagai tuan rumah, RRC telah mempersiapkan diri untuk menyusun program tindak lanjut pembangunan sumber daya di APEC, jelas Bambang.
Presiden Megawati Soekarnoputri tiba Bi bandara Pudong, Shanghai, sekitar pukul 11.20 waktu setempat, satu jam lebih awal dari Jakarta. Presiden disambut seorang menteri RRC dan Memperindag Rini Suwandi. Mereka langsung menuju hotel delegasi Indonesia di Regal Internasional. Tiga hari di Shanghai, presiden direncanakan akan mengadakan pertemuan bilateral dengan tujuh kepala negara, selain itu dua pertemuan lagi masih bersifat tentatif.
Sisa hari Jumat (19/10) ini, presiden akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia, berlanjut dengan Perdana Menteri Papua Nugini, kemudian Presiden RRC, diakhiri pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura. Benang merah dari pertemuan itu adalah peningkatan hubungan kerjasama ekonomi, ujar Bambang Kesowo.
Di luar itu, ada rencana presiden akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat George Walker Bush. Topik pembicaraan, berkisar perkembangan terakhir perseteruan Amerika dengan Afganistan. Namun, jelas Bambang, kepastian pertemuan itu masih akan dikonfirmasi kembali oleh Menlu Hasan Wirayuda dengan Menlu Amerika Serikat Collin Powell.
Agenda Sabtu (20/10), presiden akan mengawali pertemuan bilateral dengan Presiden Peru, Presiden Korea, Perdana Menteri Selandia Baru dan Presiden Kanada. Esok harinya, jadwal Presiden Megawati akan diisi penuh dengan pertemuan pemimpin-pemimpin ekonomi hingga sore hari. Senin (21/10), Presiden Megawati kembali ke tanah air setelah sebelumnya bertemu dengan Perdana Menteri Jepang.
Menanggapi isu WTO, jelas Bambang, sikap Indonesia tidak berubah. Indoensia tidak keberatan rencana perundingan berikutnya, asalkan tetap membicarakan masalah ekonomi. Bukan melebar pada isu lain, seperti perburuhan dan lingkungan hidup. Agenda yang juga dianggap penting yakni menyeimbangkan substansi kepentingan negara maju dengan negara-negara berkembang. Semua negara-negara di Asia Tenggara berpendapat demikian, kata Bambang. (Kurie Suditomo)