TEMPO.CO, Jakarta - Sekolah di penjuru Prancis berencana mengganti kata ibu dan ayah dengan orang tua 1 dan orang tua 2. Rencana itu semakin serius setelah sebuah amandemen terkait hal ini diloloskan parlemen Prancis pada pekan ini.
Dikutip dari rt.com, Sabtu, 16 Februari 2019, perubahan nama panggilan ini bertujuan untuk mengakhiri diskriminasi terhadap orang tua yang berjenis kelamin sama atau murid yang orang tuanya sesama jenis. Akan tetapi, para kritikus berpendapat hal itu sama dengan tidak memanusiakan orang tua dan bisa mengarah pada perdebatan siapa yang berhak disebut orang tua 1.
Baca : Di Depok, Orang Tua Laporkan Pungutan Sekolah ke Kementerian
Ilustrasi ibu antar anaknya ke sekolah. dailymail.co.uk
Amandemen soal ini diloloskan persisnya pada Selasa, 11 Februari 2019, sebagai bagian dari perluasan rencana yang disebut sekolah kepercayaan. Amandemen ini juga akan mendorong dibukanya sekolah untuk balita umur tiga tahun.
Baca: Ini Peran Orang Tua dalam 100 Hari Pertama Sekolah
“Amandemen ini ditujukan untuk menguatkan secara hukum keberagaman keluarga anak-anak secara administrasi saat hendak masuk sekolah,” kata Valérie Petit, anggota parlemen dari Partai REM, sebuah partai yang menggolkan Emmanuel Macron ke kursi Presiden Prancis.
Menurut Petit, selama ini masyarakat dihadapkan pada kolom-kolom yang harus di centang ketika muncul pertanyaan tentang keluarga. Melalui amandemen ini akan tercipta sebuah kesetaraan sosial.
“Saya secara pribadi terkejut dengan kontroversi bentuk orang tua, ayah dan ibu. Buat saya, ayah dan ibu adalah sama-sama orang tua, tak ada yang dihinakan dengan posisi ini,” kata Julien Bahloul, mantan wartawan Israel – Prancis, menanggapi perubahan nama panggilan ayah - ibu.
Dalam amandemen ini, istilah ayah dan ibu dihilangkan agar lebih inklusif dan tidak spesifik gender. Di Prancis, penyebutan ayah – ibu yang berbau gender telah menjadi perdebatan sejak 2013 atau sebelum pernikahan sesama jenis diperbolehkan. Akan tetapi, kelompok – kelompok konservatif mulai mempertanyakan efektifitas aturan baru ini.
Alexandre Urwicz, Presiden Asosiasi Orang Tua sesama jenis, mengatakan pihaknya khawatir akan menimbulkan perbincangan baru soal siapa yang harus duduk di orang tua satu dan siapa yang harus di nomor dua. Hal ini ditakutkan mengarah pada perdebatan patriarki.
Amandemen soal pengganti kata ayah – ibu di sekolah ini, belum diputuskan oleh Senat mayoritas dan nanti akan dikembalikan ke Dewan Nasional Prancis untuk pertimbangan lebih lanjut. Amandemen ini telah menjadi perdebatan di penjuru Prancis melalui Twitter, tak sedikit yang menyebut hal ini menggelikan.