TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Nigeria yang mengkonsumsi mi instan meningkat. Makanan ini bahkan disebut mendominasi sajian makan malam dibanding makanan tradisional nasi Jollof, efo riro dan ogbono.
Dikutip dari edition.cnn.com, Sabtu, 26 Januari 2019, Nigeria telah menjadi negara urutan ke-12 di dunia yang warganya paling banyak mengkonsumsi mi instan. Per tahun, masyarakat Nigeria mengkonsumsi 1,76 miliar mi instan.
Baca: Alasan Indomie Kuasai Pasar Mi Instan di Arab Saudi
Di Nigeria, saat ini ada 16 merek mi instan yang memperebutkan pasar di negara kawasan Afrika itu. Laporan Kantar WorldPanel pada 2017 memperlihatkan Indomie, produk mi instan asal Indonesia adalah merek paling unggul di Nigeria. Indomie diketahui pula telah melakukan kemitraan dengan Tolaram Group di Nigeria untuk terus mengembangkan pasar.
Indomie masuk ke Nigeria pada 1988 dan pada 1995, perusahaan itu membuka pabrik pertamanya di negara itu. Sekarang merek ini telah menjadi pilihan bagi masyarakat Nigeria, khususnya setelah total tiga pabrik di operasikan dan menghasilkan 8 juta paket mi instan per hari.
Baca: Indomie Mi Goreng Jadi Menu Halal di Restoran di Italia
Harga Indomie di Nigergia dibandrol 54 Naira per bungkus. Merek ini menguasai 74 persen pasar Nigeria.
"Di Nigeria, konsumsi per kapita secara keseluruhan 1,7 kilogram," kata Pawan Sharma, CEO Tolaram Group.
Dia menceritakan, untuk memproduksi mi instan sesuai permintaan pasar, Tolaram Group harus mengimpor bahan-bahan mentah seperti gandum dan minyak kelapa sawit. Per tahun Tolaram Group membutuhkan 500 ribu ton gandum atau delapan kali lebih banyak dari gandum yang diproduksi Nigeria pada 2016 - 2017.