TEMPO.CO, Beijing – Bank Sentral Cina cabang New York bakal memproses pembayaran untuk ekspor perusahaan negara itu ke Amerika Serikat dengan menggunakan mata uang yuan dan bukannya dolar.
Baca:
Kantor berita Xinhua melaporkan ini berlaku untuk barang yang dijual lewat platform e-commerce atau online shopping di AS.
Layanan baru ini mulai digunakan untuk membantu perusahaan kecil dan menengah melakukan perdagangan lintas negara antara AS dan Cina.
Eksekutif Bank Sentral Cina cabang New York mengatakan layanan pembayaran dalam mata uang yuan ini bisa dilakukan dengan menggunakan fungsi baru yaitu e-Mpay. Ini merupakan sistem pembayaran lintas negara yang diluncurkan kantor cabang itu pada 2016.
Baca:
“Kantor cabang New York mengembangkan sistem menggunakan platform yang ada untuk memfasilitasi pembayaran perdagangan bagi para perusahaan e-commerce,” kata Xu Chen, yang merupakan Presidend dan Chief Executive Officer dari Bank Sentral Cina di AS, seperti dilansir Xinhua dan dikutip Reuters pada Ahad, 13 Januari 2019.
Xu menambahkan sistem ini akan mengikuti aturan anti pencucian uang di AS lewat penggunaan teknologi keamanan siber dan kecerdasan buatan.
Baca:
Media USA Today melansir pembayaran menggunakan yuan dan bukannya dolar menjadi dorongan bagi perusahaan kecil di Cina untuk menjual produk di platform online di AS. Apalagi saat ini sedang terjadi perang dagang antara Cina dan AS, yang berdampak hingga perusahaan berukuran raksasa seperti Apple.
Baca:
Sebelum ini, Bank Sentral Cina pernah mengalami masalah dengan peraturan anti-pencucian uang atau anti-money laundering. Pada Februari 2017, bank setuju membayar dengan 600 ribu euro atau sekitar Rp1 miliar untuk menyelesaikan kasus di cabang Milan. Saat itu jaksa penuntut mengatakan ada 4.5 miliar euro atau Rp73 triliun diselundupkan ke Cina dari Italia pada 2006 dan 2010. Sebuah unit bisnis dari Industrial and Commercial Bank of China juga menyelesaikan kasus pencucian uang di AS.