TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat akan mendesak Dewan Keamanan PBB agar bersikap tegas dalam mencegah Iran mengembangkan kemampuan rudal balistiknya dan melakukan uji coba senjata nuklir. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo juga meminta Dewan Keamanan PBB jangan mencabut embargo ekonomi Iran yang diberlakukan sampai 2020.
"Kami menyerukan kepada Dewan (PBB) agar melakukan inspeksi dan langkah-langkah pencegahan pengiriman barang-barang di pelabuhan dan laut lepas demi menggagalkan upaya Iran mengembangkan senjatanya," kata Pompeo, seperti dikutip dari Reuters, Kamis, 13 Desember 2018.
Baca: Iran: Mau Berunding, Donald Trump Harus Ikut Perjanjian Nuklir
Fasilitas Nuklir Iran di Isfahan.[haaretz]
Baca:Dua Mata-mata Iran di Amerika Serikat Ditangkap
Menurut Pompeo, Iran telah melindungi kelompok teroris al Qaeda, militan Taliban di Afganistan, mempersenjatai teroris di Lebanon, memfasilitasi perdagangan gelap di Somalia yang dikendalikan al Shabaab, melatih serta mempersenjatai militan-militan syiah di Irak.
Rusia dan Cina, yang memiliki hak veto di PBB seperti Amerika Serikat, telah memperlihatkan sinyalemen tidak mendukung pernyataan Pompeo itu. Sebelumnya pada Februari lalu, Rusia memveto sebuah upaya oleh negara-negara barat agar Dewan Keamanan memanggil Teheran terkait perang Yaman.
Dalam resolusi PBB 2015, Iran telah diminta untuk menahan diri dari upaya mengembangkan rudal balistik. Beberapa negara menentang bahasa yang termaktub dalam resolusi itu sehingga membuatnya tidak bersifat wajib.
Menanggapi hal ini, Pompeo mengatakan tidak ada ruang salah faham bagi interpretasi yang melarang Iran melakukan aktivitas terkait peningkatan kemampuan aktivitas rudal balistik, senjata nuklir, termasuk peluncuran menggunakan teknologi milis.