Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Uniknya Hidup Suku Terasing di Pulau Sentinel, India

image-gnews
Suku paling terisolasi di dunia tinggal di pulau Sentinel, Kepulauan Andaman, India.
Suku paling terisolasi di dunia tinggal di pulau Sentinel, Kepulauan Andaman, India.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria Amerika Serikat telah tewas dibunuh suku terasing di Pulau Sentinel di gugusan kepulauan Andaman dan Nicobar, India. Seperti apa kehidupan suku terasing yang hidup masih di masa pra-neolitik? 

Selama ribuan tahun penduduk Pulau Sentinel Utara telah terisolasi dari seluruh dunia. Mereka diperkirakan sudah tinggal di pulau itu sekitar 50 ribu tahun lalu. Mereka memiliki ciri-ciri fisik warna kulit hitam, rambut ikal, dan tidak mengenakan pakaian. 

Baca: Misionaris AS Tewas Dibunuh Suku Terasing di Pulau Sentinel

Mereka menggunakan tombak dan busur serta anak panah untuk memburu hewan-hewan yang berkeliaran di pulau kecil yang dikelilingi hutan.

Mereka mengumpulkan tanaman untuk dimakan dan untuk dipakai sebagai bahan pembuat rumah. Tetangga terdekat mereka berjarak 50 kilometer jauhnya.

Mereka sangat curiga terhadap orang luar dan menyerang siapa saja yang datang untuk menjelajahi dan berselancar di pantai mereka.

Menurut AP, 23 November 2018, pria asal Amerika, John Allen Chau dibunuh oleh penduduk pulau Sentinel sebagai bukti penolakan suku paling terisolasi di dunia ini terhadap pendatang dari luar.

Baca: Ekspedisi Amazon, Peneliti Temukan Suku Terasing di Brazil

"Sentinel ingin ditinggalkan sendirian," kata Anup Kapur seorang antropolog.

Para akademisi percaya bahwa orang-orang Sentinel bermigrasi dari Afrika kira-kira 50 ribu tahun yang lalu, tetapi sebagian besar rincian kehidupan mereka sama sekali tidak diketahui.

Seseorang yang telah menghabiskan puluhan tahun mempelajari bahasa suku di pulau Andaman dan Nicobar di India, Anvita Abbi mengatakan tidak tahu berapa banyak penduduk Pulau Santinel.

Sentinel Utara adalah sebuah pos terdepan dari rantai pulau yang jauh lebih dekat ke Myanmar dan Thailand daripada ke daratan India. Perkiraan rentang ukuran kelompok itu kira-kira puluhan hingga ratusan penduduk.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Bahasa apa yang mereka gunakan, berapa usianya, itu adalah tebak-tebakan. Tidak ada yang memiliki akses ke penduduk Sentinel," kata Abbi.

Baca: Pria paling kesepian di dunia': Kisah anggota suku terasing di hutan Amazon yang terancam

“Hanya untuk rasa ingin tahu kami, mengapa kami harus mengganggu suku yang telah bertahan selama puluhan ribu tahun? Begitu banyak yang hilang: Orang-orang tersesat, bahasa hilang, kedamaian mereka hilang," Abbi mempertanyakannya.

Selama beberapa generasi, para pejabat India sangat membatasi kunjungan ke Sentinel Utara. Mereka berusaha membangun kontak dengan menghadiahkan kelapa dan pisang untuk penduduk pulau Sentinel. 

Menurut sensus India tahun 2011, jumlah suku sentinel tinggal sekitar 15 orang.  

Sementara seorang profesor antropologi di Universitas Delhi P.C. Joshi mengatakan setiap kontak dengan orang-orang yang terisolasi seperti itu bisa berbahaya karena penduduk pulau tidak memiliki ketahanan terhadap penyakit yang diderita orang luar.

“Kami telah menjadi orang yang sangat berbahaya. Bahkan pengaruh kecil dapat membunuh mereka," kata Joshi.

Karena itu, Abbi mengatakan para pelajar yang mengunjungi orang-orang yang terisolasi lebih berhati-hati membatasi kunjungannya beberapa jam sehari dan untuk menjauhi penduduk Sentinel bahkan jika mereka memiliki batuk atau pilek ringan.

Banyak suku di pulau lain telah hancur selama abad terakhir karena penyakit, perkawinan campuran dan migrasi.

Sebuah organisasi yang bekerja untuk hak-hak masyarakat adat, Survival International mengatakan Chau mungkin didorong oleh perubahan baru-baru ini terhadap peraturan India tentang mengunjungi pulau-pulau terpencil di Andaman yang dihuni suku terasing. Sementara izin khusus masih diperlukan, saat ini kunjungan secara teoritis diperbolehkan di beberapa bagian dari Andaman.

CNN | MIS FRANSISKA DEWI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Maskapai India Ini Batalkan 85 Penerbangan Gara-gara Awak Kabin Cuti Massal

1 hari lalu

Pesawat dari maskapai Air India. Odishabytes
Maskapai India Ini Batalkan 85 Penerbangan Gara-gara Awak Kabin Cuti Massal

Maskapai penerbangan Air India membatalkan sejumlah penerbangan karena awak kabin ramai-ramai sakit.


Bisa Produksi Dalam Negeri, Militer India Siap Hentikan Impor Amunisi

1 hari lalu

Resimen Punjab Angkatan Darat India berbaris selama parade militer tahunan Hari Bastille di Paris, Prancis, 14 Juli 2023. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Bisa Produksi Dalam Negeri, Militer India Siap Hentikan Impor Amunisi

Angkatan Bersenjata India berencana menghentikan impor amunisi pada tahun depan karena industri dalam negeri sudah mampu memenuhi kebutuhan domestik.


Ramai-ramai Pramugari Cuti Sakit, Air India Express Batalkan 40 Penerbangan Setiap Hari sampai 13 Mei

1 hari lalu

Air India Express (tangkapan layar YouTube)
Ramai-ramai Pramugari Cuti Sakit, Air India Express Batalkan 40 Penerbangan Setiap Hari sampai 13 Mei

Sekitar 13.000 penumpang terkena dampak pembatalan penerbangan Air India Express.


Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

3 hari lalu

Pulau Veligandu Maladewa (Pixabay)
Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

India adalah pangsa pasar pariwisata terbesar Maladewa pada 2023, dengan lebih dari 11 persen dari 1,8 juta kunjungan wisatawan


4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

4 hari lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.


India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

4 hari lalu

Presiden AS Joe Biden dan ibu negara Jill Biden menghadiri acara tahunan Easter Egg Roll di Halaman Selatan Gedung Putih, Washington, AS, 1 April 2024. REUTERS/Evelyn Hockstein
India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.


10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

4 hari lalu

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar. Foto: Canva
10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.


6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

5 hari lalu

Taj Mahal, India. Unsplash.com/Jovyn Chamb
6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.


Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

6 hari lalu

Presiden AS Joe Biden besama mantan presiden AS Barack Obama meninggalkan Air Force One di Bandara Internasional John F Kennedy di New York, AS 28 Maret 2024. REUTERS
Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden


Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

6 hari lalu

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berjalan melewati barisan tiang menuju Oval Office di Gedung Putih di Washington, AS, 13 Januari 2023. T.J. Kirkpatrick/Pool melalui REUTERS
Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.