TEMPO.CO, Hyderabad – Penembak harimau Avni, Asghar Ali Khan, 37 tahun, mengaku menyesal telah menembak mati harimau yang telah memangsa 13 orang warga desa.
Baca:
Menurut Asghar, yang merupakan putra dari penembak jitu terkenal Nawab Shafat Ali Khan dari India, harimau Avni menyerang tim pemburu secara tiba-tiba.
“Saya menyesal tidak bisa menangkap harimau ini secara hidup-hidup. Dia ditembak saat menyerang kami dalam hitungan sepersekian detik setelah sempat ditembak menggunakan panah bius,” kata Asghar seperti dilansir Times of India pada Ahad, 4 November 2018.
Foto:
Menurut Asghar, warga desa di distrik Yavatmal, negara bagian Maharashtra, sekarang bisa bernapas lega karena selama ini aktivitas keseharian mereka dibayangi serangan hewan mematikan ini.
Penembakan harimau betina ini terjadi di jalan Borati-Warud Ralegaon di desa Borati. Ini pertama kalinya Asghar menembak mati seekor harimau. Sebelumnya, lulusan jurusan manajemen dari Leed University Inggris bidang manajemen ini pernah ikut menangkap seekor harimau hidup-hidup.
Baca:
Asghar bercerita dia mendapat informasi dari warga desa ada penampakan harimau betina di jalan sekitar pasar pekanan. Pada saat yang sama ada tiga warga desa tewas diserang harimau. “Kami sedang mengitari jalan desa ketika harimau itu menyerang kami,” kata dia.
Seorang ahli panah bius berhasil menembakkan panahnya ke harimau Avni. Namun, harimau itu langsung menyerang. “Saya menembaknya dari jarak 6 meter,” kata dia.
Seperti diberitakan tim pemburu India menembak mati harimau yang dituding telah memangsa 13 orang warga pada Jumat malam, 2 November 2018.
Baca:
Pembunuhan harimau ini terjadi di negara bagian Maharashtra dan menimbulkan kontroversi karena anggota tim pemburu diduga tidak mencoba menggunakan senjata bius untuk menaklukkan hewan berusia lima tahun yang dinamai Avni atau T1 ini.
T1 ditembak oleh Asghar, 35 tahun, pada sekitar pukul sebelas malam. “Tidak ada dokter hewan yang menemaninya saat penembakan terjadi, yang sebenarnya merupakan syarat wajib,” begitu dilansir Times of India pada Sabtu, 3 November 2018.
Harimau betina ini telah diburu selama dua tahun terakhir. Satu keputusan pengadilan berupa hukuman mati untuk hewan ini telah dikeluarkan di India. Menurut Times of India, departemen Kehutanan India telah melanggar aturan yang dibuat oleh Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung.
“Pengadilan menetapkan harus ada upaya untuk menggunakan senjata bius sebelum mencoba membunuh hewan itu,” begitu dilansir media ini. “Namun selama dua bulan terakhir, operasi perburuan itu tidak berupaya sama sekali mencoba menangkap harimau ini.”
Menurut sumber media ini, ada tembakan panah di tubuh harimau Avni tapi itu seperti ditempelkan dan bukan hasil dari penembakan. Ahli forensi dari Karnataka, Dr Prayag HS, mendesak digelar otopsi untuk mengekspos anomali dalam pembunuhan T1 ini.
“Jika departemen Kehutanan mengklaim penembakan panah telah dilakukan terhadap harimau ini, itu berarti dilakukan pada malam hari, yang merupakan tindakan ilegal,” kata sumber tadi.