TEMPO.CO, Jakarta - Perbatasan wilayah Suriah-Yordania akan dibuka kembali pada 10 Oktober 2018 setelah tiga tahun ditutup. Perbatasan wilayah yang bernama Nassib itu, awalnya merupakan lalu lintas perdagangan, namun dikuasai oleh pemberontak bersenjata saat meletup perang sipil Suriah sehingga ditutup.
Dikutip dari Reuters pada Minggu, 30 September 2018, penutupan perbatasan wilayah Nassib persisnya dilakukan pada 2015. Namun pada Juli 2018, Angkatan Bersenjata Suriah berhasil merebut kembali wilayah perbatasan itu.
Perbatasan wilayah Nassib dilintasi oleh truk-truk yang membawa barang-barang kebuthan pokok. Truk itu bergerak menuju Turki, dan negara-negara teluk.
Baca:Rusia: Hanya Pasukan Suriah yang Bersiaga di Perbatasan Israel
Pemandangan dari wilayah Suriah dari titik perbatasan Naseeb dengan Jordan satu hari setelah tentara Suriah menduduki wilayah selatan provinsi Daraa dari para pemberontak di bawah kesepakatan menyerah yang dimediasi oleh Rusia. Sabtu, 7 Juli 2018. [Foto AP / Raad Adayleh]
Baca: Israel Kerahkan Tank dan Pasukan Artileri ke Perbatasan Suriah
Pemerintah Suriah dalam pernyataannya mengatakan restorasi telah dilakukan agar truk dan kendaraan pengangkut bahan pokok lainnya bisa melalui jalur perbatasan ini. Kementerian Transportasi Suriah memastikan persiapan logistik untuk pembukaan ulang wilayah ini sudah rampung sehingga perbatasan Nassib siap dibuka pada 10 Oktober 2018 dan mulai mengizinkan truk dan kendaraan lainnya melintas.
Namun Yordania telah menyangkal pernyataan Damaskus tersebut. Yordania mengatakan kedua negara masih mempelajari kemungkinan membuka kembali perbatasan itu.
"Wilayah perbatasan Jaber Nassib masih ditutup dan belum dibuka kembali untuk jalur lalu-lintas barang dan penumpang," kata Juru bicara pemerintah Yordania, Joumana Ghonaimat.
Perbatasan wilayah Nassib yang merupakan lalu-lintas perdagangan, per tahun bisa menghasilkan miliaran dollar Amerika. Penutupan perbatasan wilayah ini telah memukul perekonomian Suriah dan negara-negara tetangganya.