TEMPO.CO, Jakarta - Sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat kepada militer Cina akan berdampak pada industri manufaktur pesawat Sukhoi. Langkah Amerika Serikat ini, dinilai Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, sebagai persaingan yang tidak sehat.
Sebelumnya pada Kamis, 20 September 2018, Amerika Serikat mengumumkan rencananya menjatuhkan sanksi kepada Departemen Pengembangan Peralatan Angkatan Bersenjata Cina dan Direktur Departemen itu, Li Shangfu. Sanksi dijatuhkan karena Angkatan Bersenjata Cina telah membeli peralatan pertahanannya dari Rusia, termasuk dari Sukhoi. Departemen itu juga telah meningkatkan transaksi yang signifikan ke Rosoboronexport, eksportir senjata terbesar Rusia.
Baca: Beli Senjata Rusia, Cina Desak Amerika Cabut Sanksi Atas Militer
Pesawat Superjet 100 Shukoi. sergeydolya.livejournal.com
Baca: Beli 5 Senjata Moderen Rusia, Militer Cina Kena Sanksi Amerika
Sanksi yang dijatuhkan diantaranya melarang Departemen Pengembangan Peralatan Angkatan Bersenjata Cina mengajukan izin ekspor senjata dan berpartisipasi dalam pertukaran militer di bawah yurisdiksi Amerika Serikat.
Selain Lavrov, Beijing juga geram dengan sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat itu. Pemerintah Cina menuntut agar sanksi-sanksi itu ditarik dan mengancam Washington akan menghadapi sejumlah konsekuensi jika tidak mencabut sanksi
"Kami menyerukan dengan tegas kepada Amerika Serikat untuk menghapus kesalahan dan membatalkan sanksi-sanksi. Jika tidak, Amerika Serikat harus menanggung konsekuensinya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang, seperti dikutip dari RT.com, Jumat, 21 September 2018.
Kementerian Luar Negeri Cina dalam keterangannya mengatakan tidak berbasa-basi dengan pernyataan ini terkait penjatuhan sanksi ini. Dengan begitu, Washington harus segera memperbaiki kesalahan sebelum terlambat atau menghadapi konsekuensi atas keputusannya.