4. Sebut Hillary Clonton Mau jatuhkan Bom Nuklir
Roger Waters rupanya keberatan jika Hillary Clinton menjabat kursi presiden AS pada pilpres 2016 lalu.
Pendiri Pink Floyd ini terang-terangan yakin mantan Menteri Luar Negeri AS tersebut, adalah seorang politikus yang dia klaim tidak jujur pada tentang dirinya sendiri.
Kekhawatiran terbesarnya adalah calon Partai Demokrat ini bisa menjadi Presiden pertama yang secara efektif mewujudkan kiamat.
"Saya memiliki kekhawatiran yang sangat buruk bahwa dia mungkin menjadi presiden perempuan pertama yang menjatuhkan bom nuklir pada seseorang," kata Waters saat wawancara dengan Rolling Stones, seperti dikutip The Independent.
Roger Waters lebih condong kepada Bernie Sanders, calon independen yang ia sebut sebagai "satu-satunya orang dalam perlombaan yang saya lihat dengan kredibilitas apa pun".
5. Nyanyikan Puisi untuk Donald Trump Karya Penyair Palestina
Roger Waters bekerjasama dengan kelompok Palestina Trio Joubran untuk merekam lagu baru yang menolak pengakuan Presiden AS Donald Trump tentang Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Dilansir dari imemc.org, lagu berjudul Supremacy, menampilkan beberapa bait sajak dari "Pidato Penultimate Indian Merah kepada Manusia Putih," sebuah puisi yang ditulis oleh penyair Palestina Mahmoud Darwish dan dinyanyikan olehnya di Nazaret.
Baca: Palestina: Pengakuan Trump Atas Yerusalem Tak Bisa Diterima
"Setelah peninggalan hilang / Di mana, oh tuan putih, apakah kau mengambil orang-orangku...dan milikmu?" salah satu cuplikan lagu yang direkam di Paris dan London setelah deklarasi Trump atas Yerusalem.
"Di permukaan, puisi itu menceritakan pidato terakhir penduduk asli Amerika kepada orang kulit putih, tetapi puisi itu juga berbicara kepada orang-orang Palestina yang dicintai Darwis dan penduduk asli," kata Roger Waters dalam sebuah pernyataan.
"Bahkan, itu relevan bagi semua korban kolonialisme pemukim di mana saja, selalu," tambah Roger Waters yang memainkan instrumen bass di Pink Floyd.