TEMPO.CO, Jakarta - Malaysia tidak akan mengizinkan warga negara asing membeli unit tempat tinggal di Forest City, sebuah proyek perumahan senilai US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1,4 trilun di negara bagian Johor, Malaysia. Pembangunan proyek perumahan ini terkatung-katung sejak koalisi Perdana Menteri Mahathir Mohamad memenangkan pemilu Mei 2018.
“Satu hal yang pasti, kawasan perumahan itu tidak boleh dijual ke warga negara asing. Kami tidak akan memberikan visa kepada orang-orang yang datang dan tinggal di wilayah perumahan itu. Yang membuat pemerintah keberatan karena kawasan ini dibangun untuk warga negara asing, bukan untuk masyarakat Malaysia. Sebagian besar warga negara Malaysia tidak mampu membeli unit apartemen itu,” kata Mahathir.
Baca: Mahathir Kritik Pemerintahan Najib Ingin Jual Malaysia ke Cina
Gardens Forest City di Johor Bahru, Malaysia. REUTERS/Edgar Su/File Photo
Baca: Batalkan 2 Proyek Cina, Malaysia: Kami Tidak Ingin Kolonialisme
Dikutip dari Reuters pada Senin, 26 Agustus 2018, perusahaan pengembang, Country Garden Holdings Co, saat ini sedang berupaya menghidupkan kembali kawasan pemukiman Forest City yang rencananya akan menyediakan tempat tinggal pada 700 ribu orang. Country Garden Holdings Co belum memberikan komentar terkait pernyataan Perdana Menteri Mahathir tersebut.
Country Garden Holdings Co telah mengembangkan rencana pulau reklamasi, dimana 70 persen warga negara Cina telah membeli unit apartemen itu pada 2017.
Kubu oposisi yang membantu Mahathir dalam pemilu Mei 2018 menyebut pernyataan Mahathir itu karena dia melihat adanya bukti pemerintahan Malaysia sebelumnya menjual ke Malaysia ke Cina.
Masyarakat Malaysia di Johor mengeluhkan banyak warga negara Cina yang menginginkan pembangunan perumahan di Forest City. Padahal mereka juga khawatir akan adanya dampak lingkungan, banjir pasar properti dan dampak reklamasi terhadap perikanan.