Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warga Arab dan Yahudi Bersatu Tolak RUU Negara Yahudi Israel

image-gnews
Warga Arab di Israel mengibarkan bendera Palestina selama demonstrasi menentang RUU Negara Yahudi di Tel Aviv, Israel, Sabtu 11 Agustus 2018.[AP]
Warga Arab di Israel mengibarkan bendera Palestina selama demonstrasi menentang RUU Negara Yahudi di Tel Aviv, Israel, Sabtu 11 Agustus 2018.[AP]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Yahudi dan Arab bersatu memprotes rancangan undang-undang kontroversial yang menegaskan karakter Yahudi Israel. Penduduk Palestina di Israel telah memimpin demonstrasi di Tel Aviv melawan Undang-undang Negara Yahudi yang kontroversial.

Bulan lalu, undang-undang negara yang baru secara resmi menegaskan karakter Yahudi Israel. Tetapi para kritikus mengatakan undang-undang itu membuat warga negara non-Yahudi di Israel menjadi warga negara kelas dua. Ini berarti akan mengucilkan sekitar 1,8 juta warga Palestina dengan kewarganegaraan Israel dan warga minoritas lainnya.

Baca: Nelayan Jalur Gaza Palestina Protes Pemblokiran Israel

Puluhan ribu pengunjuk rasa, termasuk orang Yahudi, turun ke jalan kota Tel Aviv pada Sabtu malam menyerukan pembatalan undang-undang.

"Ini luar biasa. Ini adalah pertama kalinya saya ingat orang Yahudi dan Palestina berjuang bersama untuk sesuatu. Ini adalah momen yang sangat besar bagi orang-orang yang percaya pada demokrasi dan kesetaraan," kata seorang demonstran, seperti dilaporkan Aljazeera, 13 Agustus 2018.

Pemimpin Spiritual Druze, Sheik Mowafaq Tafik (tengah), duduk saat unjuk rasa menentang RUU Bangsa Yahudi Israel di Tel Aviv, Israel, Sabtu, 4 Agustus 2018.[AP Photo / Sebastian Scheiner]

Seorang pengunjuk rasa Yahudi setuju bahwa semua warga Israel harus sama di bawah payung hukum.

"Kami, banyak orang Israel, percaya bahwa mereka (minoritas) berhak untuk menyamai kami. Ini adalah negara Yahudi tetapi orang-orang yang tinggal di sini berhak untuk sama dengan kita di seluruh dewan pendidikan, di tentara, di universitas, di parlemen, di seluruh bidang," kata Dan Meiri, warga Yahudi yang ikut demonstrasi.

Baca: Gaza Berduka, Perempuan Hamil Tewas dalam Serangan Udara Israel

Undang-undang Negara Yahudi menyatakan bahwa bahasa Ibrani adalah bahasa resmi Israel, menurunkan status bahasa Arab. Sebelumnya, bahasa Ibrani dan Arab adalah bahasa resmi.

RUU negara-bangsa juga menetapkan permukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki sebagai aset nasional yang harus didorong oleh pemerintah Israel.

"Undang-undang ini melawan kami, melawan bahasa Arab, melawan perdamaian, melawan masa depan kami di tanah ini. Kami adalah orang-orang nyata di tanah ini," kata demonstran, Omar Sultan.

Bagi yang lain, unjuk rasa itu bukan hanya tentang RUU spesifik ini tetapi juga arah yang akan dituju Israel.

Pemimpin spiritual Druze, Sheik Mowafaq Tafik, terlihat di layar saat ia berbicara saat unjuk rasa menentang RUU Negara Yahudi Israel di Tel Aviv, Israel, Sabtu, 4 Agustus 2018.[AP Photo / Sebastian Scheiner]

Pekan lalu, ribuan dari minoritas Druze memprotes hukum di bawah motto "Hak yang sama untuk semua warga negara."

Druze adalah kelompok berbahasa Arab dengan tradisi agama dan budaya mereka sendiri. Mereka membentuk dua persen dari 8,8 juta penduduk Israel, dan ditemukan terutama di wilayah utara Galilea dan Carmel.

Druze telah memiliki status khusus sejak 1950-an ketika mereka direkrut menjadi militer, tidak seperti penduduk Muslim dan Kristen Israel.

"Israel adalah negara Yahudi dan demokratis. Hak-hak individu warga negaranya terpaut pada hukum dasar dan undang-undang lainnya. Sekarang lebih jelas daripada sebelumnya bahwa hukum negara bangsa juga diperlukan," kata Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca: Jurnalis Israel: Pilot Uni Emirat Arab Bombardir Gaza Palestina

Penduduk Palestina Israel terutama dari keturunan mereka, tetap tinggal di tanah mereka sejak 1948, saat pembentukan negara modern Israel. Mereka yang tetap memiliki hak yang sama di bawah hukum, tetapi menghadapi diskriminasi konstan, termasuk layanan inferior dan alokasi yang tidak adil untuk pendidikan, perawatan kesehatan dan perumahan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

10 jam lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

Afrika Selatan menyerukan pada komunitas internasional agar dilakukan investigasi yang menyeluruh terkait temuan kuburan massal di Gaza


Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

11 jam lalu

Direktur Cyber Intelligence PT Spentera, Royke Tobing (paling kiri), saat diskusi bertajuk Ancaman Operasi Intelijen Siber Atas Indonesia, di Jakarta,  Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

Mayoritas penyedia layanan software dan infrastruktur teknologi dipastikan memiliki afiliasi ke Israel.


Saat Iran Serang Israel, Begini Pertempuran yang Terjadi di Udara dan Antariksa

13 jam lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Saat Iran Serang Israel, Begini Pertempuran yang Terjadi di Udara dan Antariksa

Jet tempur AS, Prancis, Inggris,dan Yordania ikut turun laga pada malam Iran menyerang Israel secara langsung dan keras.


Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

14 jam lalu

Asap mengepul setelah serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 22 April 2024. REUTERS/Mahdy Zourob
Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

Kementerian Pertahanan Israel membeli 40 ribu tenda sebagai bagian dari upaya mengevakuasi pengungsi Gaza di Rafah


Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

15 jam lalu

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo. Foto: Arief/vel
Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).


Fakta-fakta Penemuan Kuburan Massal 300 Mayat di Rumah Sakit di Gaza

16 jam lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Lusinan warga Palestina yang tidak diketahui identitasnya dimakamkan di pemakaman massal di Gaza setelah pemerintah Israel menyerahkan jenazah yang mereka simpan di Israel. REUTERS/Mohammed Salem
Fakta-fakta Penemuan Kuburan Massal 300 Mayat di Rumah Sakit di Gaza

300 mayat ditemukan dalam kondisi terikat di rumah sakit di Gaza. Di antara mayat itu adalah wanita dan anak-anak.


Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

16 jam lalu

Petugas kepolisian menahan pengunjuk rasa pro-Palestina di Universitas Texas, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Austin, Texas, AS 24 April 2024. REUTERS/Nuri Vallbona
Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

Ribuan pengunjuk rasa ikut protes yang dimpimpin kelompok-kelompok Yahudi untuk perdamaian di Brooklyn, New York, mendesak AS berhenti kirim senjata ke Israel.


Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

19 jam lalu

Tslil Ben Baruch, 36, memegang plakat ketika para demonstran menghadiri protes 24 jam, menyerukan pembebasan sandera Israel di Gaza dan menandai 100 hari sejak serangan 7 Oktober oleh kelompok Islam Palestina Hamas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.  di Tel Aviv, Israel, 14 Januari 2024. REUTERS/Alexandre Meneghini
Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

Hamas merilis kondisi terkini sandera asal Amerika Serikat yang dalam keadaan sehat.


Sempat Diboikot terkait Israel, Unilever Indonesia Sebut Kinerja Perusahaan Membaik

20 jam lalu

Benjie Yap. Foto: Linkedin
Sempat Diboikot terkait Israel, Unilever Indonesia Sebut Kinerja Perusahaan Membaik

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap menyatakan kinerja perusahaan tersebut saat ini membaik. Sempat diterpa boikot, diduga terkait Israel


Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

21 jam lalu

Kantor pusat Google di Mountain View, California, Amerika Serikat. (theverge.com)
Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

Google menjalin kerja sama dengan Israel lewat kontrak Project Nimbus untuk layanan komputasi awan atau cloud senilai hampir Rp 20 triliun.