TEMPO.CO, Ankara – Nilai tukar mata uang lira menguat setelah bank sentral Turki menjanjikan likuidas dambil mengurangi ketentuan saldo cadangan minimum untuk simpanan berbasis lira dan valuta asing di perbankan negara itu.
Baca:
Hubungan Menegang, Erdogan kepada Trump: Ada Apa dengan Anda?
Nilai Tukar Lira Melemah, Erdogan Menantang Dolar Amerika
Lira menguat menjadi 6,4 per dolar dari sebelumnya 7,24 meskipun kemudian melemah ke 6,92.
Menteri Keuangan Berat Albayrak mengatakan dalam wawancara Ahad malam, 12 Agustus 2018, bahwa pemerintah Turki telah menyiapkan paket ekonomi untuk pembenahan dan bakal segera menerapkannya pada Senin, 13 Agustus 2018.
“Sejak Senin pagi dan seterusnya lembaga lembaga kami akan mengambil semua langkah yang diperlukan dan akan mengumumkannya ke pasar,” kata Albayrak seperti dilansir Reuters, Senin, 13 Agustus 2018.
Pernyataan Albayrak ini menyusul pelemahan nilai tukar lira secara tiba-tiba hingga 18 persen pada Jumat, 10 Agustus 2018.
Ini berdampak pada saham di bursa AS dan Eropa karena para investor merasa khawatir akan resiko kinerja perbankan yang terkait pinjaman ke industri di Turki.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, kanan, dan Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu, kiri, di pertemuan NATO di Brussels [Paul Hanna/Reuters]
Langkah terbaru bank sentral Turki dengan mengurangi ketentuan cadangan minimum di perbankan nasional membuat pasar keuangan negara itu mendapat tambahan likuiditas hingga 10 miliar lira atau sekitar Rp21 triliun.
Baca:
Dibebaskan Israel, Wanita Turki Berterima kasih ke Erdogan
Erdogan Sebut Amerika Lancarkan Perang Dagang
Ini juga berarti tambahan likuiditas US$6 miliar atau sekitar Rp88 triliun dan US$3 miliar setara emas atau sekitar Rp44 triliun di pasar keuangan.
“Bank sentral menyatakan bakal menyediakan semua likuiditas perbankan yang dibutuhkan,” begitu dilansir Reuters.
Dalam pernyataan pada Sabtu, 11 Agustus 2018, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan mengetahui adanya perang ekonomi yang dilancarkan terhadap perekonomian negara itu sambil menyasar Amerika Serikat.
But this should have been ready today, before Asian markets opened. They are just always behind the curve, always catching up, always too late, and then the damage is done. Text book stuff of how not to manage a crisis. https://t.co/1XIP8yAcwx
— Timothy Ash (@tashecon) August 12, 2018
“Kami sudah melihat permainan Anda dan kami menantang Anda,” kata Erdogan dalam pidato di hadapan para pendukung Partai Keadilan dan Pembangunan di kawasan Laut Hitam di Provinsi Trabzon pada Ahad, 12 Agustus 2018 seperti dilansir Hurriyet Daily News.
Erdogan menuding pemerintah AS melakukan operasi perang ekonomi terhadap perekonomian Turki. “Dia melakukan operasi terhadap Turki. Dia bertujuan untuk memaksa Turki menyerah di setiap bidang dari keuangan hingga politik, untuk membuat Turki dan bangsa Turki menyerah,” kata Erdogan.
Ahli strategi Manajemen Aset dari Blue Bay, Timothy Ash, mengatakan paket ekonomi Turki sebaiknya telah siap diluncurkan pada saat pasar di Asia mulai beroperasi pada pagi ini.
“Mereka selalu dibelakang kurva, selalu berusaha mengejar, selalu terlambat, dan kerusakan sudah terjadi. Cara kerja seperti teori tentang cara menangani krisis,” kata Timothy tentang otoritas keuangan Turki.