TEMPO.CO, Jakarta - Kanselir Jerman, Angela Merkel, menjanjikan pinjaman US$ 100 juta atau Rp, 1,4 triliun untuk Yordania yang dilanda krisis ekonomi yang memicu protes pengunduran diri perdana menteri Yordania awal bulan ini. Pernyataan ini disampaikan Angela Merkel pada Kamis 21 Juni, saat kunjungan ke Yordania dan Lebanon, dan bertemu dengan raja Yordania, Abdullah II.
Angela Merkel mengatakan Jerman akan memberikan pinjaman US$ 100 juta di samping bantuan bilateral yang berjumlah sekitar US$ 442 juta atau Rp 6,2 triliun pada tahun ini. Dia berharap dana tambahan akan membantu Yordania melaksanakan reformasi ekonomi yang dicanangkan oleh IMF.
Baca: Relawan Yordania Kumpulkan Makanan Hotel untuk Warga Miskin
IMF memberikan langkah-langkah reformasi kepada Yordania untuk menurunkan rasio utang terhadap PDB Yordania, yang telah meningkat menjadi sekitar 96 persen, yang sebagian dikarenakan jatuhnya ekonomi akibat perang sipil Suriah dan krisis regional lainnya.
“IMF sering kali memiliki gagasan yang sangat ambisius tentang reformasi, dan menerapkannya sama sekali tidak sederhana,” kata Angela Merkel, seperti dilaporkan Associated Press, 22 Juni 2018.
Baca: Perdana Menteri Omar Razzaz, Harapan Baru Masyarakat Yordania
Angela Merkel juga mengapresiasi Yordania yang telah menampung pengungsi dari Suriah. Kerajaan Yordania menampung sekitar 650.000 pengungsi terdaftar dari Suriah. Bersama pengungsi tidak terdaftar, diyakini Yordania menampung sebanyak 1,2 juta pengungsi, seperti dilansir dari Gulfnews. Konflik tetangga telah membuat ekonomi Yordania lesu, mendorong pemerintah untuk mengambil pinjaman tiga tahun dari IMF pada tahun 2016, sebesar US$ 723 juta, dengan tujuan menurunkan utang negara, yang mencapai sekitar 95 persen dari produk domestik bruto.
Perdana Menteri Yordania Hani al-Mulki mengundurkan diri, Senin, 4 Juni 2018. [http://www.thebaghdadpost.com]
Baca: Uni Eropa Siap Kucurkan Dana Atasi Krisis Ekonomi Yordania
Serangkaian langkah-langkah penghematan terkait, termasuk menghapus subsidi roti, mengakibatkan kemarahan rakyat Yordania. Protes pecah pada 30 Mei dan berlangsung selama delapan hari berturut-turut menentang rancangan undang-undang pajak yang diusulkan oleh pemerintah sebelumnya. Protes berhenti setelah Perdana Menteri yang baru, Omar Razzaz, berjanji untuk mencabut undang-undang itu.
Baca: Arab Saudi Tuan Rumah Pertemuan GCC, Bahas Krisis Yordania
Selain kunjungan kenegaraan, Angela Merkel juga bertemu para mahasiswa di Universitas Yordania, universitas ketiga terbesar di Yordania, yang didirikan pada 2005. Sekitar 100 perguruan tinggi Jerman berpartisipasi dalam membentuk kurikulum universitas dan studi perjalanan ke Jerman dan Austria. Merkel juga bertemu dengan pasukan Jerman yang ditempatkan di Yordania sebagai bagian dari aliansi militer pimpinan AS untuk memerangi militan ISIS.