TEMPO.CO, Jakarta - Facebook menangguhkan sekitar 200 aplikasi dalam tahap pertama peninjauan aplikasi yang memiliki akses ke sejumlah besar data pengguna. Penutupan aplikasi ini merupakan penyelidikan dampak skandal kebocoran data Facebook bersama Cambridge Analytica.
Aplikasi itu ditangguhkan menunggu penyelidikan menyeluruh mengenai apakah mereka menyalahgunakan data apa pun, ujar Ime Archibong, wakil presiden Facebook untuk kemitraan produk, seperti dilansir dari Reuters, 14 Mei 2018.
Facebook mengatakan meninjau ribuan aplikasi hingga saat ini dan merupakan langkah penyelidikan yang dijanjikan Chief Executive Officer Mark Zuckerberg pada 21 Maret lalu.
Zuckerberg mengatakan Facebook akan menyelidiki semua aplikasi yang memiliki akses ke sejumlah besar informasi sebelum perusahaan membatasi akses data pada tahun 2014.
“Kami memiliki tim besar yang terdiri dari para ahli internal dan eksternal yang bekerja keras untuk menyelidiki aplikasi ini secepat mungkin,” ujar Archibong.
Baca: Cambridge Analytica Tutup, Imbas Skandal Data Facebook
Facebook CEO Mark Zuckerberg, bersaksi untuk dengar pendapat Komite Energi dan Perdagangan DPR mengenai penggunaan dan perlindungan data pengguna di Capitol Hill, Washington, 11 April 2018. REUTERS
Facebook terkena skandal privasi pada pertengahan Maret setelah media melaporkan bahwa Cambridge Analytica mengakses data secara tidak layak untuk memanipulasi opini pemilih Amerika Serikat dan mempengaruhi pemilihan presiden 2016.
Insiden itu mengakibatkan perusahaan kehilangan miliaran dolar AS dalam pasar saham. Mark Zuckerberg meminta maaf atas kesalahan yang dibuat perusahaannya dan memberi kesaksian di hadapan anggota parlemen AS.
Baca: Begini Cambridge Analytica Manfaatkan Data Facebook
Namun Facebook kembali memperoleh kembali nilai pasar saham yang hilang setelah melaporkan kenaikan laba 63 persen pada 25 April.
Saham perusahaan naik 0,4 persen menjadi US$ 87,65 atau 1,2 juta rupiah (kurs Rp. 13,973.86,-) dalam perdagangan pada Senin.