TEMPO.CO, Jakarta - Mendagri Pakistan, Ahsan Iqbal, lolos dari percobaan pembunuhan pada Minggu 6 Mei kemarin, saat berpawai dalam pertemuan Liga Muslim Pakistan-Nawaz atau PML-N di desa Kanjrool, Narowal, Pakistan.
Dikutip dari Times of India, 7 Mei 2018, Mendagri terluka akibat peluru mengenai bahu kananya, usai keluar dari tempat pertemuan konstituen untuk menemui pendukungnya. Iqbal ditembak dari jarak 27 meter. Ia langsung dilarikan ke rumah sakit Narowal dan demi keamanan dirujuk ke rumah sakit di Lahore menggunakan helikopter.
Sementara pelaku yang bernama Abid Hussain, 21 tahun, langsung ditangkap di lokasi kejadian dengan pistol kaliber 30.
Penembak diduga memiliki hubungan dengan kelompok baru muslim ultrareligius Pakistan.
Anggota Tehreek-e-Labaik Pakistan, sebuah partai politik Islam Pakistan, meneriakan slogan saat unjuk rasa di Rawalpindi, Pakistan, 13 November 2017. [Reuters]
Wakil Komisioner Distrik Narowal mengatakan, penembak memiliki hubungan dengan kelompok Tehreek-e-Labaik, seperti yang dikutip dari Reuters, 7 Mei 2018.
Kelompok ini menuntut disahkannya undang-undang penistaan Agama, yang bisa memberikan hukuman mati kepada tervonis.
Namun kepolisian Narowal enggan membeberkan motif penembakan.
"Saya tidak bisa memberikan motif pelaku saat ini karena alasan keamanan," ujar Kepala Kepolisian Narowal, Imran Kishwar.
Penistaan agama menjadi isu panas secara emosional dan politik, apalagi sejak kelompok garis keras seperti Labaik menyeruak dalam setahun terakhir.
Kelompok Labaik mempelopori gerakan protes mendukung Mumtaz Qadri, pengawal gubernur Punjab, yang menembak gubernur pada 2011, karena gubernur menolak penerapan hukum penistaan agama.
Tehreek-e-Labaik yang bermakna Gerakan Pengikut Nabi, adalah kelompok politik namun tidak memiliki hubungan dengan militan garis keras, termasuk tidak terkait Taliban.
Sementara terkait percobaan pembunuhan, Perdana Menteri Pakistan, Shahid Khawan Abbasi, mengutuk serangan terhadap Iqbal dan mendesak polisi mengusut tuntas kasus ini.
Pejabat senior Pakistan mengatakan Sebelum peristiwa ini, Iqbal baru saja menggelar pertemuan dengan kelompok Kristiani.
"Kami tidak yakin pasti apakah ini berkaitan dengan motif. Kami akan tahu setelah penyelidikan terhadap pelaku," Ujar pejabat tinggi pemerintahan yang enggan disebutkan namanya.