Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gerakan Earth Hour 2018 Diikuti 180 Negara, Ini Pesannya

Reporter

image-gnews
Sejumlah foto kombinasi menara Eiffel sebelum dan sesudah listrik dimatikan ketika memperingati Earth Hour di Paris, Prancis, 25 Maret 2017. REUTERS/Philippe Wojazer
Sejumlah foto kombinasi menara Eiffel sebelum dan sesudah listrik dimatikan ketika memperingati Earth Hour di Paris, Prancis, 25 Maret 2017. REUTERS/Philippe Wojazer
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menara Eifel di Paris, Prancis, gelap gulita menandai Earth Hour pada Sabtu malam, 24 Maret 2018. Pemandangan serupa terjadi di Tower Bridge, Big Ben, Piccadilly Circus di kota London, Inggris. 

Gerakan mematikan lampu terjadi ini terjadi di hampir berbagai belahan dunia. Opera House di Sydney, Menara Petronas di Kuala Lumpur, Great Arch di New Delhi, Kastil Edinburg di Skotlandia, Gerbang Brandenburg di Berlin hingga Gereja St. Basil di Moskow.

Baca:5 Hal yang Dapat Anda Lakukan Saat Earth Hour

Foto kombinasi suasana saat lampu pada Supertree Grove sebelum dan sesudah dipadamkan saat memperingati Earth Hour, di Gardens by the Bay di Singapura, 24 Maret 2018. Tak hanya landmark sebuah negara, warga di beberapa daerah juga ikut memadamkan lampu selama satu jam dalam peringatan Earth Hour. REUTERS/Edgar Su

Baca: Earth Hour 2018, KLHK Imbau Masyarakat Matikan Lampu Malam Ini 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gerakan Earth Hour atau mematikan lampu seluruh dunia dilakukan pada Sabtu kemarin selama 1 jam. Di beberapa negara di dunia, Earth Hour dimulai pada pukul 8.30 malam. Gerakan ini adalah sebuah simbol seruan global akan pentingnya mengatasi perubahan iklim. 

Dikutip dari www.latimes.com pada Minggu, 25 Maret 2018, gerakan Earth Hour telah dilakukan lebih dari 180 negara dengan 10 juta orang bergabung dalam gerakan ini dengan cara mematikan lampu serambi rumah mereka. Gerakan ini pertama kali dimulai di kota Sydney pada 2007. 

Wali kota Paris, Anne Hidalgo mengatakan sekitar 300 gedung-gedung di kota Paris gelap gulita untuk ikut mengirim sebuah pesan universal ini. Sedangkan Menteri Lingkungan Hidup India, Harsh Vardhan, mengatakan gerakan Earth Hour adalah kesempatan untuk mengubah budaya konsumsi dan perilaku terhadap kesinambungan.  

Menurut Vardhan, meski gaung Earth Hour sudah sangat deras, namun masih banyak orang yang belum memahami maksud gerakan ini. Di sekitar India Gate, sebuah monumen di New Delhi untuk mengenang korban dalam Perang Dunia I, masih terlihat pemandangan orang-orang membeli es krim dan pernak-pernik plastik murahan. Anak-anak naik kereta listrik yang disewa oleh orang tua mereka selama beberapa menit.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

4 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

7 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

8 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

8 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab


Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

13 hari lalu

Anomali suhu udara permukaan untuk Maret 2024. Copernicus Climate Change Service/ECMWF
Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.


Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

19 hari lalu

Seseorang memegang gambar aktivis iklim Greta Thunberg ketika para aktivis menandai dimulainya Pekan Iklim di New York selama demonstrasi yang menyerukan pemerintah AS untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan menolak penggunaan bahan bakar fosil di New York City, New York, AS, 17 September 2023. REUTERS/Eduardo Munoz
Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.


Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

22 hari lalu

Ilustrasi hujan. REUTERS
Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

Setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan curah hujan di Kota Bogor selalu tinggi. Namun bukan hujan pemicu seringnya bencana di wilayah ini.


Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

26 hari lalu

Billy Joe Armstrong dari Green Day tampil membawakan lagu
Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

Grup musik punk Green Day akan tampil dalam konser iklim global yang didukung oleh PBB di San Francisco


Earth Hour 2024 di Aryaduta Menteng

30 hari lalu

Aryaduta Menteng saat Earth Hour 2024
Earth Hour 2024 di Aryaduta Menteng

Earth Hour adalah acara tahunan seluruh dunia dalam gerakan mitigasi perubahan iklim.


Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

31 hari lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

Jakarta dan Banten diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Juni mendatang, dan puncaknya pada Agustus. Sedikit mundur karena anomali iklim.