TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan keamanan Irak melarang warga yang tinggal di Mosul memasuki Ibu Kota Bagdad. Menurut laporan situs berita Al-Quds Al-Arab mereka diperlakukan buruk saat berada di pos penjagaan.
Salah seorang warga Mosul, Umm Rasha, mengatakan, petugas keamanan menghentikan langkahnya ketika berada di pos penjagaan di pintu masuk Kota Bagdad. Penghentian itu untuk melakukan tes medis dengan dalih dia tidak memiliki catatan medis.
Baca: ISIS Membunuh 17 Tentara Irak di Mosul
"Dia dipaksa menghabiskan waktu semalam di alam terbuka dan kembali ke Mosul esoknya. Rasha tak mungkin bisa mendapatkan catatan kesehatan di kotanya," Middle East Monitor melaporkan, Kamis, 2 Maret 2018.
Warga Mosul lainnya, Haj Abu Yasir, mengatakan, dia bersama teman-temannya merasa seperti hidup di rumah tahanan besar atau di bawah tahanan rumah akibat penerapan aturan ketat terhadap mereka dan mengalami kesulitan ketika ingin melakukan perjalanan.
Dia menerangkan, meskipun pemerintah federal telah menguasai Mosul sejak enam bulan lalu, pasukan keamanan memperlakukan warga Mosul seperti warga kelas dua di tengah tudingan bahwa mereka berkolaborasi dengan teroris.Ratusan warga Irak mengantri saat akan dibagikan obat-obatan saat pertempuran pengambilalihan Mosul di Mamun, 15 April 2017. Foto ini masuk dalam nominasi Picture of the Year pada World Press photo. Ivor Prickett, for The New York Times/World Press Photo handout via REUTERS
Abu Yasir meminta pejabat kota tersebut segera mendesak pemerintah Irak mengakhiri penderitaan mereka dan mencabut pelarangan yang dikenakan kepada mereka.
Salah seorang petugas keamanan bungkam ketika ditanya alasan pencegahan warga Mosul ke Bagdad. "Dia mengatakan kepada saya alasan penghentian itu karena saya berasal dari Mosul," jelas Abdul Hakim yang dihentikan ketika mencoba ke ibu kota untuk mengisi dokumen pensiun.
"Ketika saya tiba di salah satu pos penjagaan, saya mendapatkan kabar bahwa saya tidak bisa masuk sebab saya dari Mosul dan Anda adalah teroris," ucapnya.Seorang pria berjalan di antara toko-toko yang hancur di Kota Tua Mosul, Irak, 14 November 2017. Kerusakan akibat pendudukan ISIS setara dengan beberapa pertempuran terburuk di dunia dalam Perang Dunia II. AP
Pejabat di kantor Kementerian Dalam Negeri Irak, Alaa Mohammed, membenarkan bahwa warga dari Mosul ditolak masuk ke Bagdad demi alasan keamanan. "Banyak teroris menggunakan kartu identitas palsu guna menyembunyikan diri setelah Mosul dibebaskan dari kungkungan ISIS," ujarnya.
Baca: ISIS Terusir dari Mosul, Militer Amerika Bertahan di Irak
Namun demikian, ujarnya, bagi mereka yang membutuhkan catatan medis dan urusan pensiun diperbolehkan masuk ke Bagdad.
Mohammed menjelaskan, masalah keamanan sangat mempengaruhi orang-orang Irak akhir-akhir ini. Pos penjagaan dikendalikan oleh gabungan dari pasukan keamanan dalam negeri, pertahanan dan badan keamanan nasional serta pasukan mobilisasi. "Memasuki ibu kota perlu persetujuan semua pihak, jika ada salah satu yang menolak maka warga tidak bisa masuk."