TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump meminta Museum Guggenheim meminjaminya lukisan Landscape With the Snow karya Vincent Van Gogh untuk dipajang di ruang pribadinya di Gedung Putih. Trump dan istrinya, Melania Trump, sepertinya menyukai lukisan yang dibuat Van Gogh tahun 1888 tentang seorang pria dan anjingnya yang berjalan di Arles, France, saat salju turun.
Baca: Hati-hati dengan Payung, Donald Trump (Lagi) Dikritik Netizen
Seperti dikutip dari People.com pada Jumat, 25 Januari 2018, Kepala kurator museum yang terletak di Kota New York itu, Nancy Spector, menolak dengan halus.
Spector membalas permintaan Trump itu via surat elektronik atau e-mail ke kurator kantor Gedung Putih pada September lalu dengan menawari orang nomor satu di Amerika Serikat itu toilet emas 18 karat karya seniman Italia, Maurizio Cattelan.
Kurator museum Guggenheim menawarkan toilet emas 18 karat berjudul America, karya seniman Italia Maurizio Cattelan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai pengganti lukisan Landscape with the Snow karya Vincent van Gogh [People Politic]
Nancy menegaskan dalam surat elektroniknya bahwa toilet itu dapat dipinjamkan dalam jangka panjang. Harga toilet itu diperkirakan sekitar US$ 1 juta atau setara dengan Rp 13,3 miliar.
"Jika Presiden dan Ibu Negara tertarik memasang ini di Gedung Putih, Cattelan mau menawarkan benda ini ke Gedung Putih untuk pinjaman jangka panjang. Tentu saja, sangat bernilai dan memang agak rentan, tapi kami berkenan memberikan instruksi untuk pemasangan dan perawatannya," kata Spector.
Baca: Melania Trump Tak Dampingi Donald Trump di 2 Acara Ini, Ada Apa?
Wanita yang juga dikenal sebagai pengkritik berat Trump itu menjelaskan, hingga Januari ini, sudah 100 ribu pengunjung museum menggunakan toilet yang khusus ditaruh di public restroom tanpa peduli jenis kelamin.
Menurut Spector, toilet itu diperkenalkan pertama kali ke masyarakat pada 15 September 2017, bertepatan 238 hari Trump menjalankan pemerintahan.
"Ditandai skandal dan sengsara membuat mundur kebebasan sipil, ditambah penolakan terhadap perubahan iklim yang menempatkan bumi kita dalam bahaya," ujar Spector tentang pemerintahan Donald Trump yang tidak disukainya.