TEMPO.CO, Jakarta - Taipan terkemuka Cina, Wang Jianlin telah menjual propertinya di luar negeri untuk mengurangi investasi internasionalnya dan berfokus pada investasi domestiknya sesuai dengan kebijakan ekonomi baru pemerintah Cina.
Pemimpin Dalian Wanda Group itu, mengumumkan pada Selasa malam, 23 Januari 2018 tentang penjualan proyeknya di Australia. Wanda juga menjual sahamnya di proyek hotel mewah London One Nine Elms seharga 36 juta poundsterling atau setara Rp 679 miliar.
Baca: Inilah Orang Terkaya Cina, Wang Jianlin
Saham Wanda Hotel Development Company, unit yang menjual proyek properti di Australia dan hotel di London, diskors di Hong Kong pekan lalu menjelang pengumuman di Australia. Stok masih ditahan sambil menunggu rincian lebih lanjut tentang kesepakatan tersebut.
Sebelumnya, dalam sebuah pidato di pertemuan tahunan dengan karyawan pada hari Sabtu lalu, Wang menyoroti 93 persen aset perusahaan ada di Cina. Dia juga mengatakan perusahaan akan menghindarkan lebih banyak proyek internasional.
"Selama beberapa tahun terakhir, Wanda telah berinvestasi dalam beberapa proyek di luar negeri. Kini, kami telah memutuskan untuk menjualnya guna menghapus utang luar negeri," kata Wang, seperti yang dilansir CNN Money pada 24 Januari 2018.
Rangkaian penjualan tersebut menyusul sebuah tindakan keras oleh pemerintah Cina mengenai investasi agresif dan bebas utang di luar negeri oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Wanda.
Baca: Miliarder Cina Menyuap 2 Duta Besar PBB Demi 'Jenewa Asia'
Pada Agustus lalu, para pejabat mengumumkan bahwa mereka membatasi investasi luar negeri oleh perusahaan Cina, yang secara khusus menargetkan sektor-sektor yang menjadi andalan investasi internasional utama Wanda, seperti real estat, hotel, hiburan dan olahraga.
Para ahli mengatakan pemerintah Cina berusaha untuk mengatasi kekhawatiran bahwa aliran dana yang mengalir keluar negari dapat mengganggu kestabilan sistem keuangan dalam negeri. Pejabat juga ingin mengurangi risiko perusahaan Cina melakukan investasi yang tidak masuk akal atau berisiko di luar negeri.
Tidak hanya proyek real estat ternama di kota-kota seperti Los Angeles, Chicago dan Istanbul, Wang telah mengguyurkan uangnya ke berbagai bisnis hiburan dan olahraga. Termasuk saham di klub sepak bola Spanyol, Atletico Madrid dan Legendary Entertainment, studio Hollywood yang memproduksi film seperti Jurassic World dan trilogi the Hangover.
Namun, ambisi Wang merambah internasional mulai berbenturan dengan agenda Partai Komunis yang berkuasa di Cina, terlihat dari beberapa kesepakatannya mulai berantakan sejak tahun lalu. Termasuk kesepakatan bernilai ratusan juta dollar untuk membeli Dick Clark Productions, produser Golden Globes dan penghargaan terkemuka lainnya, serta proyek Nine Elms Square di London.
Baca: Taipan Terkaya Cina Bangun Resor Ski Indoor Terbesar Dunia
Padahal pada pertemuan tahun lalu, Wang, mantan tentara yang mulai menjelajahi dunia bisnis pada akhir 1980, telah melakukan jumlah terbesar akuisisi luar negeri dalam sejarahnya pada tahun 2016. Ia lalu berencana melakukan lebih banyak lagi.
Dan bukan hanya bisnis luar negeri yang ditutup, Wang juga menjual beberapa taman hiburan dan puluhan hotel di Cina.
Kini, miliarder yang berusaha untuk menyenangkan Partai Komunis yang telah membantu bisnisnya berhasil, mengindikasikan bahwa ada lebih banyak penjualan yang akan datang.
Secara khusus, Wang menangani masalah di Wanda Commercial Properties, jantung bisnis real estatnya, yang dikeluarkan dari bursa Hong Kong pada akhir tahun 2016.
"Perusahaan berencana mengurangi utang perusahaan ke tingkat keselamatan mutlak dalam dua sampai tiga tahun. Saya bertanggung jawab untuk mengatakan bahwa Wanda Group tidak akan pernah memiliki credit default dimanapun di dunia ini!"
Tapi lembaga pemeringkat kredit utama meragukan klaim taipan terkaya di Cina itu. Dalam beberapa bulan terakhir, Moody's, S & P and Fitch menurunkan rating Wanda Commercial Properties, itu ke status sampah.