Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Versus Cina, India Upgrade Teknologi Senapan Serbu Pasukan

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Tentara India merayap saat melewati rintangan dalam sesi pelatihan di pusat pelatihan Insinyur Madras di Mumbai, India, 17 Januari 2018. AP
Tentara India merayap saat melewati rintangan dalam sesi pelatihan di pusat pelatihan Insinyur Madras di Mumbai, India, 17 Januari 2018. AP
Iklan

TEMPO.CO, Pemerintah India meningkatkan kemampuan teknologi pasukan militernya yang bertugas di perbatasan Cina dengan melakukan pembelian senapan serbu dan karabin.

Langkah ini dilakukan setelah India dan Cina terlibat ketegangan selama sekitar sebulan mengenai batas wilayah di daerah Tibet, Bhutan, dan negara bagian Sikkim di India pada pertengahan 2017. Nilai pembelian itu dikabarkan mencapai sekitar Rp7,4 triliun (US$553 juta).

Baca: India Sukses Uji Coba Rudal ICBM Agni-V, Dapat Menjangkau Cina

"Senjata ini akan digunakan untuk meningkatkan pertahanan untuk memenuhi kebutuhan pasukan di perbatasan," begitu pernyataan dari kementerian Pertahanan India seperti dilansir media South China Morning Post pada 17 Januari 2018. Berita ini juga dilansir media The Nation.

Baca: India Hentikan Kebijakan Subsidi bagi Jemaah Haji

 

Sejak PM Narendra Modi terpilih pada 2014, India telah melakukan sejumlah peningkatan kemampuan teknologi militernya. Untuk senapan serbu ini, India membeli sebanyak 72,400 unit sedangkan karabin sebanyak 93,895 unit.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

India, yang dikenal sebagai negara pengimpor senjata terbesar dunia, telah mengalokasikan puluhan miliar dolar untuk memperbarui hardware peninggalan era Uni Sovyet. Ini terkait ketegangan yang terjadi antara India dengan dua negara tetangga yaitu Cina dan Pakistan.

Belakangan, India mulai membuat sejumlah senjata canggih menggunakan mekanisme transfer teknologi (transfer of technology) misalnya dengan Swedia untuk pembuatan senjata antitank ringan. India juga menjajaki untuk membuat senjata anti-tank berukuran lebih besar dengan Israel dengan nilai kontrak mencapai sekitar US$500 juta atau sekitar Rp6,7 triliun. Kontrak ini sempat dibatalkan karena perusahaan domestik India menawarkan kepada pemerintah untuk membuat versi serupa dengan harga yang lebih efisien.

Awalnya, India sempat menjajaki pembelian rudal anti-tank populer Javelin dari AS namun rencana ini dibatalkan setelah adanya tawaran dari Israel untuk kerja sama pembelian rudal anti-tank Spike.

Dan terkait ketegangan dengan Cina dan Pakistan, seperti dilansir Reuters, India baru saja melakukan uji coba ke lima rudal balistik nuklir Agni V. Rudal ini ditembakkan dari Pulau Abdul Kalam dan mampu melesat hingga 5000 kilometer pada Kamis, 18 Januari 2018. Ini membuat rudal balistik nuklir Agni bisa mengenai banyak wilayah di Cina khususnya bagian timur. Kementerian Pertahanan India menyatakan kesuksesan peluncuran rudal balistik ini meningkatkan kemampuan pertahanan negara.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

15 jam lalu

Huawei Nova 12. gsmarena.com
Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

Honor dan Huawei menempati posisi pertama pangsa pasar ponsel pintar di negara asalnya, Cina., menurut IDC


Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

18 jam lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.


Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

1 hari lalu

Menko Marves Luhut Pandjaitan mengunggah sejumlah foto ketika bersama Menlu Cina Wang Yi sebelum memulai Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerja Sama Keempat Indonesia-China (HDCM) di Labuan Bajo, Sabtu, 20 April 2024. Instagram
Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.


Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

1 hari lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

Pengamat dari MTI membeberkan alasan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal lebih sukses ketimbang Jakarta-Bandung.


Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

1 hari lalu

Cuplikan video padi di gurun Dubai, yang dikembangkan CIna,  7 April 2024 (Asia Hot Topics)
Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.


Luhut Rencanakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

1 hari lalu

Rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Diubah
Luhut Rencanakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

Luhut menggadang-gadang proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina. Berikut perbedaan spesifikasi dan lainnya dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung.


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

2 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

2 hari lalu

Cina akan garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.
Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

Indonesia kembali menggandeng Cina di proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Jangan sampai menggunakan APBN lagi seperti kereta cepat Jakarta-Bandung.


Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

2 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi (kiri) berdialog dengan pelajar saat Kegiatan Edukasi Keuangan di Indonesia Banking School, Jakarta, Senin, 22 Januari 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan kegiatan Edukasi Keuangan terkait investasi, pinjaman hingga perencanaan keuangan yang diikuti sekitar 1.500 pelajar secara luring dan daring guna meningkatkan literasi keuangan masyarakat khususnya bagi pelajar. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.


Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

2 hari lalu

Ilustrasi panen padi di sawah. TEMPO/Prima Mulia
Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.