TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah India mengakhiri kebijakan yang telah berlangsung puluhan tahun terkait pemberian subsidi kepada para jemaah haji.
Seperti dilansir Aljazeera, Selasa 16 Januari 2018, Menteri Urusan Minoritas India, Mukhtar Abbas Naqvi mengatakan langkah tersebut dilakukan sebagai kebijakan untuk memberdayakan kaum minoritas secara bermartabat.
Naqvi menambahkan bahwa pemerintahan India, yang kini dikuasai nasionalis Hindu, ingin membantu sekitar 175 juta muslim di India tanpa menggunakan tuntutan politis melalui jalur agama.
"Pembangunan dengan bermartabat adalah apa yang kita yakini, “ kata Naqvi di New Delhi.
Dia mengatakan uang yang dihemat dari skema tersebut akan disalurkan ke peluang-peluang ekonomi dan pendidikan bagi umat Islam, yang mencakup 14 persen dari total 1,25 miliar populasi di India.
Baca juga:
Arab Saudi Izinkan India Berangkatkan Jamaah Haji Via Laut
Setiap tahun lebih dari 100 ribu umat Muslim India berangkat haji ke Mekah di Arab Saudi.
Kebijakan itu merupakan hasil keputusan dari Mahkamah Agung yang telah mengarahkan pemerintah untuk secara bertahap mengurangi subsidi haji dan menghapusnya pada 2022.
Menurut pengadilan tertinggi India itu, skema tersebut harus dihapuskan karena bertentangan dengan prinsip fundamental Islam bahwa hanya mereka yang mampu yang diwajibkan menunaikan ibadah haji.
Banyak kelompok Islam di India justru menyambut baik langkah tersebut.
"Ini sebenarnya tuntutan lama komunitas Islam di India," kata Navaid Hamid, ketua kelompok All India Muslim.
Menurutnya, subsidi haji telah digunakan untuk mengecam komunitas Islam dan untuk menyebarkan kebohongan bahwa suara mereka dapat dibeli saat pemilu.
Pada 1954, pemerintah India, yang saat itu dipimpin partai Kongres, menawarkan subsidi haji sebesar miliaran rupee kepada masyarakat miskin. Pada 2016, jumlahnya mencapai 75 juta dolar Amerika Serikat atau hampir Rp 1 triliun.
Angka tersebut menurun dari 2013 yang mencapai 100 juta dolar AS atau Rp 1,3 triliun.
Subsidi diberikan melalui tarif penerbangan. Subsidi haji juga menjadi pendapatan utama bagi maskapai penerbangan nasional, Air India.
"Air India yang mendapatkan subsidi itu," kata Faizan Mustafa, cendekiawan Islam dan wakil rektor Universitas Hukum Nalsar.
Pemerintah India menyebutkan akan ada sekitar 175 ribu umat Islam yang melakukan ibadah haji tahun ini.