TEMPO.CO, Tokyo -- Pemerintah Jepang memprotes pemerintah Cina setelah sebuah kapal militer Cina terdeteksi berlayar di dekat kepulauan dalam sengketa di sebelah timur Laut Cina.
Jepang meminta Cina untuk menghindari semua tindakan yang bisa mengganggu hubungan bilateral kedua negara. "Kami ingin mendesak Cina dengan kuat agar tidak melakukan intervensi apapun yang bisa mengganggu hubungan bilateral kedua negara," kata kata Yoshihide Suga, Sekreataris Kepala Kabinet, dalam jumpa pers, Kamis, 11 Januari 2018.
Baca: Pesan Presiden Cina ke Militer: Jangan Takut Perang
Baca: Cina Segera Bangun Taman AI Raksasa Senilai Rp 30 Triliun
Jepang dan Cina telah lama berseteru soal kepemilikan kepulauan ini, yang dikontrol oleh Jepang tapi diklaim oleh Cina. Kawasan bawah laut di area ini diyakini memiliki kekayaan alam yang berlimpah seperti minyak bumi dan gas.
Terkait insiden ini, dua pejabat teras Jepang dan Cina telah bertemu yaitu Kenji Kanasugi, direktur jenderal Kementerian Luar Negeri untuk urusan Asia dan Oceania, dan Duta Besar Cina, Cheng Yonghua, di kantor Kemenlu Jepang. Jepang menyampaikan secara langsung keprihatinannya soal ini. Dubes Cina menjawab dengan mengulangi posisi negara itu di kepulauan ini. "Cina secara rutin menolak kritik Jepang atas patroli laut seperti itu dengan menyebut negara itu mempunya hak di wilayah lautnya," begitu dilansir Reuters.