TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah imigran Afrika yang dijual ke salah satu jaringan "pasar budak Libya" mengaku dihargai beberapa ratus dolar di Libya. Informasi tersebut diperoleh CNN ketika melakukan investigasi mengenai jual beli orang untuk dijadikan budak.Ilustrasi penjualan budak di Libya. AFP Photo
Baca: Ternyata Ibu Obama Juga Keturunan Budak
Sebuah rekaman video yang dibuat oleh jaringan televisi Amerika Serikat ini menunjukkan beberapa pria dibawa ke hadapan kerumuman orang.
"Mereka berada di Utara dan Barat Libya untuk dilelang, selanjutnya dipekerjakan di ladang pertanian," Al Araby melaporkan. Peristiwa itu, tulis Al Araby, mengingatkan orang pada masa kegelapan mengenai nasib manusia.
Salah seorang pria di rekaman video itu mengatakan, dia memiliki sejumlah pria muda yang siap dipekerjakan di ladang pertanian.
"Untuk seorang lelaki yang siap kerja di ladang harganya US$ 800 atau sekitar Rp 10,8 juta." ujarnya tanpa menyebut identitas.
CNN sempat pergi ke sebuah kota tempat pelelangan imigran dilangsungkan setiap pekan. Menurut laporan CNN, proses tawar menawar untuk penjualan manusia tersebut berlangsung di sebuah alun-alun yang remang-remang pada malam hari.
"Sebanyak 12 pria terjual," kata petugas lelang dalam bahasa Arab yang menyebut para pria tersebut adalah barang dagangan.
Selama ini banyak imigran asal Afrika yang menjual semua yang dimiliki untuk modal melintasi jarak ribuan kilometer dari rumahnya di Niger, Mali dan Nigeria dengan harapan bisa hidup lebih layak di Eropa.Ilustrasi penjualan budak di Libya. AFP Photo
Ketika mereka tiba di wilayah pantai utara Afrika, mereka ditangkap oleh para penyelundup dan dijual sebagai budak di pasar-pasar di Libya.
Baca: Perahu Penyelundup Imigran Gelap Karam di Libya, 200 Tewas
Beberapa pria Afrika yang lolos dari perbudakan mengatakan kepada para jurnalis, setelah mereka terjual selanjutnya dipaksa bekerja sebagai buruh tanpa bayaran, sedikit makan dan mendapatkan pukulan rutin.
Banyak di antara mereka berhasil dibebaskan dari para penyelundupan orang oleh otoritas Libya dan akan dikembalikan ke negaranya.
AL ARABY