TEMPO.CO, Jakarta - Inggris mengklaim bahwa operasi cyber Rusia telah menyerang media, sektor telekomunikasi dan energi negara itu sepanjang tahun lalu.
Kepala badan pertahanan cyber utama pemerintah Inggris atau NCSC, Ciaran Martin, mengungkapkan hal itu pada Selasa, 14 November 2017, namun menolak memberikan rincian lebih lanjut tentang pengamatan yang dilakukan badan pimpinannya selama 2016.
Baca: 4 Peretas Rusia yang Paling Legendaris
"Saya dapat memastikan bahwa campur tangan Rusia, yang dilihat oleh Pusat Keamanan Cyber Nasional selama tahun lalu, telah mencakup serangan terhadap media Inggris, sektor telekomunikasi dan energi," kata Martin, seperti yang dilansir Reuters pada 15 November 2017.
Martin menambahkan, NCSC secara aktif terlibat dengan mitra internasional, industri dan masyarakat sipil untuk mengatasi ancaman dari Rusia.
Baca: Intelijen Jerman Laporkan Peningkatan Serangan Cyber Rusia
Pernyataan tersebut mengikuti komentar sehari sebelumnya oleh Perdana Menteri Theresa May yang menuduh Rusia menyebarkan disinformasi dan ikut campur dalam pemilihan umum Inggris, meramaikan perdebatan sengit di Amerika Serikat mengenai dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden 2016.
Rusia telah membantah keras tuduhan campur tangan dalam pemilihan di Amerika Serikat. Kedutaan Rusia di Washington tidak segera menanggapi pernyataan Martin.
Baca: Badan Intelijen Sinyal Inggris Mencari Ahli Cyber
Martin mengutip pernyataan May bahwa Rusia berusaha melemahkan sistem internasional dengan peperangan informasi dan serangan cyber.
Pakar keamanan cyber telah lama khawatir tentang serangan terhadap jaringan listrik pada khususnya, namun Martin tidak memberikan bukti bahwa serangan yang diduga dilakukan Rusia berhasil menembus sistem energi atau infrastruktur penting lainnya di Inggris. NCSC, cabang dari GCHQ, badan intelijen sinyal utama Inggris, telah beroperasi selama setahun dan bertanggung jawab untuk menopang keamanan dunia maya dengan bekerja dengan berbagai pemangku kepentingan.