TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, Teheran akan tetap melanjutkan produksi senjata nuklir untuk tujuan pertahanan. "Saya tidak percaya program pengembangan rudal melanggar hukum internasional," ucapnya.
Dalam sebuah pidato yang disampaikan di depan anggota parlemen pada Ahad, 29 Oktober 2017, Rouhani juga mengecam Amerika Serikat. Dia mengatakan negosiasi dengan Washington soal nuklir adalah sesuatu kegilaan.
Baca: Parlemen Iran Setuju Tambah Anggaran Program Nuklir
Hasil pencitraan Satelit GeoEye ISIS tentang bangunan yang diduga pusat pengembangan persenjataan nuklir Iran.
"Kami telah membangun dan akan tetap melanjutkan membangun rudal," kata pria 68 tahun sebagaimana dikutip televisi pemerintah. "Kami tidak melanggar Resolusi 2231 PBB," ujarnya.
Pernyataan Rouhani itu disampaikan setelah Presiden Donald Trump menolak mengesahkan kepatuhan Iran terhadap kesepakatan 2015 mengenai pembatasan program nuklir dengan imbalan pencabutan sanksi.
Trump berkali-kali mengkritik kesepakatan antara Iran dengan enam negara superkuat termasuk Amerika saat dipimpin oleh Presiden Obama. Menurut Trump, kesepakatan tersebut terburuk yang pernah ada.
Baca: Amerika Menyetujui Penghapusan Sanksi Nuklir Iran
Berdasarkan kesepakatan tersebut, Iran setuju membatasi pengembangan program nuklir dengan imbalan penghapusan sanksi ekonomi.
AL JAZEERA