Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Aktivis HAM AS: IniTestimoni Sona Rohingya Korban Militer Myanmar

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Ratu Yordania, Rania duduk bersama anak-anak Muslim Rohingya yang mengungsi dari Myanmar ke Bangladesh, dalam kunjungannya di kamp pengungsi di Bangladesh, 23 Oktober 2017. AP Photo
Ratu Yordania, Rania duduk bersama anak-anak Muslim Rohingya yang mengungsi dari Myanmar ke Bangladesh, dalam kunjungannya di kamp pengungsi di Bangladesh, 23 Oktober 2017. AP Photo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis pembela Hak Asasi Manusia Senior Legislative Counsel dari American Civil Liberties Union, Joanne Lin, mengumpulkan sejumlah testimoni dari warga minoritas Rohingya korban serangan militer Myanmar.

Serangan militer ini dilakukan secara langsung ke rumah warga desa etnis Rohingya di negara bagian Rakhine pada Agustus 2017.

Baca: Paus Desak Myanmar Hentikan Kekerasan terhadap Rohingya

Lin menuliskan pandangan tentang ini dalam artikel di media USA Today berjudul "Halting Myanmar ethnic cleansing: 5 critical steps". "Kita sekarang tahu siapa pelakunya dan bagaimana menghentikannya," kata Lin, Ahad, 22 Oktober 2017, waktu setempat.

Baca: Bantuan Indonesia untuk Rohingya Tiba di Bangladesh

 Min Aung Hlaing dan Aung Suu Kyi. REUTERS

Berikut kisah penderitaan warga Rohingya yang berhasil diungkap Lin:

Sona Mia dan keluarganya tidak punya pilihan lain ketika tentara Myanmar membakar desanya pada akhir Agustus. Pria berusia 77 tahun ini berada di rumah di desa Koe Tan Kauk ketika penembakan bermula.

Sebagian tentara secara membabi buta membalas serangan melawan orang Rohingya, yang secara timpang sudah tersakiti karena serangan tentara selama ini. Keluarga ini harus melarikan diri dari bahaya akibat kerusuhan namun Rayna, anak gadisnya yang menyandang disabilitas, harus ditinggal sementara. Rayna digendong anak laki-laki Mia, dan ditempatkan di rumah kosong tak berpenghuni dan berjanji akan kembali lagi ketika situasi sudah membaik.

“Setelah sampai di bukit, kami menemukan rumah di mana kami meninggalkannya,” ujar Mia pada peneliti Amnesty International di perbatasan Bangladesh. Mereka menyaksikan para tentara secara sistemik membakar semua rumah di desa. “Kami juga melihat rumah yang ditinggali Rayna dibakar.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tumpukan puing-puing rumah warga Rohingya yang telah terbakar di sebuah desa di Maungdaw di utara negara bagian Rakhine di Myanmar, 12 September 2017. Militer Myanmar membakar desa-desa etnis Rohingya di Rakhine, setelah gerilyawan Rohingya menyerang pos-pos polisi yang menewaskan 12 petugas pada 25 Agustus 2017. REUTERS/Stringer

Setelah militer meninggalkan desa, anak-anak Mia turun ke bawah dan menemukan mayat Rayna terbakar di reruntuhan rumah yang hangus.

Keluarga Mia pergi bersama lebih dari 530.000 warga minoritas Rohingya, yang melarikan diri dari tentara Myanmar, ke Myanmar. Pasukan Myanmar ini melakukan kampanye pembumihangusan hanya dalam beberapa pekan. Jumlah itu dibandingkan dengan keseluruhan populasi kota Tucson atau Atlanta yang bekerja demi kehidupan mereka.

Selain pembunuhan massal dan penghancuran desa, militer juga secara sistematis memperkosa dan menyiksa mereka yang berusaha kabur. Seorang wanita bercerita bagaimana ia melihat banyak teman-teman sedesanya dibunuh, diperkosa tentara dan ditinggalkan di gubug yang terbakar hingga mati. Termasuk tiga anaknya yang dipukuli hingga mati.

Dalam analisa kami yang mendalam mengenai krisis Rohingya, Amnesty International telah mengidentifikasi untuk pertama kalinya, unit spesifik militer bertanggung jawab atas perlakuan kekerasan ini, yang secara jelas menunjukkan kekerasan itu bertentangan dengan kemanusiaan.

Belasan saksi mata warga Rohingya, yang menjadi korban tindak kekerasan militer Myanmar, menunjuk keterlibatan sejumlah unit militer dan polisi yaitu Komando Barat Angkatan Darat, Divisi Infantry Ringan 33 dan Polisi Penjaga Perbatasan sebagai pelakunya penyerangan desa dan warga desa etnis minoritas Rohingya di negara bagian Rakhine.

USA TODAY | AL HANAAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

7 jam lalu

PSDKP KKP menangkap kapal asing berbendera Malaysia melakukan illegal fishing di perairan Selat Malaka, Kamis, 25 April 2024. Foto: PSDKP KKP
Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.


Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

2 hari lalu

Tentara berdiri di samping kendaraan militer ketika orang-orang berkumpul untuk memprotes kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. REUTERS/Stringer/File Photo
Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.


Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

2 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.


Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

5 hari lalu

Pengungsi Rohingya menempati penampungan sementara di llanta pasar gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Senin, 18 Desember 2023. Polresta Banda Aceh menetapkan salah seorang imigran Rohingya Muhammad Amin (35) sebagai tersangka yang menyeludupkan 136 orang pengungsi Rohingya penghuni kamp penampungan Coxs Bazar Bangladesh ke Desa Lamreh, Kabupaten Aceh Besar yang saat ini menempati lantai dasar gedung BMA. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan


Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

5 hari lalu

Maung Zarni. Rohringya.org
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976


Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

6 hari lalu

Tentara Thailand berlindung di dekat Jembatan Persahabatan Thailand-Myanmar ke-2 selama pertempuran di sisi Myanmar antara Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) dan pasukan Myanmar, yang berlanjut di dekat perbatasan Thailand-Myanmar, di Mae Sot, Provinsi Tak, Thailand, April 20, 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.


Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

7 hari lalu

Militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

8 hari lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.


Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

14 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.


Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

14 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.