TEMPO.CO, Jakarta - Angkatan Udara Korea Selatan, Jumat, 20 Oktober 2017, mengumumkan akan membentuk unit spionase baru pada akhir tahun ini.
Unit baru ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan deteksi dini menghadapi pesiapan perang nuklir dan serangan udara rudal Korea Utara.
Baca: Rudal Taurus Korea Selatan Diklaim Ideal Hadapi Korea Utara
Nama kesatuan baru tersebut adalah "Sayap Intelijen Udara" akan dibentuk pada 1 Desember 2017 sebagai perluasan dari Grup Intelijen Taktis ke-37 berlokasi di pangkalan udara Amerika Serikat di Osan.
Pengumuman tersebut juga menyatakan bahwa kesatuan ini akan dilengkapi dengan pesawat pengintai Global Hawk yang sanggup terbang tinggi dan jet tanpa awak tingkat menegah.
"Unit baru ini bertugas mendeteksi dan memberikan peringatan," kata Jenderal Yoon Byeong Ho, Kepala Kebijakan Angkatan Udara, kepada anggota parlemen Korea Selatan.
Ketegangan di Semenanjung Korea dalam beberapa bulan ini meningkat setelah Korea Utara mengancam Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat dengan serangan nuklir.
Ancaman itu menyusul latihan militer antara Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat karena dianggap sebagai bentuk provokasi perang.
Baca: 5 Kecanggihan F-15K, Andalan Korea Selatan Hadapi Korea Utara
Sebaliknya, ketika Korea Selatan sengaja menggelar latihan militer bersama karena Korea Utara berkali-kali melakukan uji coba senjata nuklir. Hal itu disimpulkan anggap sebagai persiapan perang.
STRAITS TIMES | CHOIRUL AMINUDDIN