TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat secara terpisah mengerahkan pesawat pengebom B-1B untuk latihan bersama dengan Korea Selatan dan Jepang pada Rabu, 30 Agustus 2023, ketika ketiga sekutu tersebut meningkatkan respons terhadap ancaman dari Korea Utara.
Sebuah B-1B AS terbang bersama jet FA-50 Korea Selatan dan pesawat tempur F-16 Angkatan Udara AS sebagai bagian dari latihan Ulchi Freedom Shield yang sedang berlangsung, kata kementerian pertahanan Korea Selatan. Ini menandai penerbangan ke-10 yang dilakukan pesawat pengebom Amerika tahun ini.
Korea Utara secara rutin mengecam latihan militer tahunan tersebut sebagai latihan perang. Sekutu menekankan bahwa latihan ini bersifat defensif.
Secara terpisah, dua B-1B Angkatan Udara A.S. bergabung dalam latihan militer bersama dengan 12 pesawat tempur Jepang, termasuk empat jet F-15, menurut kementerian pertahanan Jepang.
Latihan pengebom yang dipimpin Amerika ini dilakukan beberapa hari setelah Korea Utara mencoba meluncurkan satelit yang berakhir dengan kegagalan.
AS dan Korea Selatan memulai Ulchi Freedom Shield minggu lalu – latihan militer gabungan berskala besar yang dirancang untuk meningkatkan respons mereka terhadap ancaman nuklir dan rudal Pyongyang, dengan bagian kedua dimulai pada Senin.
Latihan pada Rabu ini merupakan demonstrasi dari apa yang disebut oleh sekutu sebagai “pencegahan yang diperluas” dalam menghadapi penerbangan kendaraan peluncur ruang angkasa Korea Utara baru-baru ini dan menunjukkan “postur pertahanan bersatu yang kuat”, kata kementerian pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Pertahanan Tokyo mengatakan latihan udara gabungan AS-Jepang di Laut Jepang pada Rabu memastikan “kesiapan militer kedua negara untuk merespons situasi apa pun” di tengah peluncuran rudal balistik Korea Utara.
Jepang juga berpartisipasi dalam latihan pertahanan rudal angkatan laut trilateral dengan AS dan Korea Selatan, Selasa.
Pada Selasa dalam pidatonya yang memperingati Hari Angkatan Laut, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menuduh Amerika Serikat dan sekutunya meningkatkan risiko perang nuklir, mengacu pada pertemuan puncak 18 Agustus di Camp David antara Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang.
“Karena tindakan konfrontatif AS dan kekuatan musuh lainnya yang ceroboh, perairan di Semenanjung Korea telah menjadi pusat konsentrasi peralatan perang terbesar di dunia, perairan paling tidak stabil dengan bahaya perang nuklir,” kata Kim, seperti dikutip media pemerintah KCNA.
REUTERS
Pilihan Editor: Meta Tolak Rekomendasi Tangguhkan Eks PM Kamboja Hun Sen dari Facebook