Warga desa Rohingya melihat sejumlah media internasional saat mengunjungi desa Maung Hna Ma, kota Buthidaung, negara bagian Rakhine utara, Myanmar 14 Juli 2017. REUTERS
TEMPO.CO, Yangoon - Tentara Penyelamat Rakyat Rohingya atau disingkat dengan ARSA atau sebelumnya dikenal dengan Harakah al-Yaqin alias Gerakan Iman adalah sebuah nama kelompok pemberontak yang melakukan aksi di hutan belantara negara bagian Rakhine, Myanmar.
Kelompok ini dipimpin oleh Ata Ullah, seorang warga Rohingya kelahiran Karachi, Pakistan, dan besar di Mekkah, Arab Saudi. Selanjutnya dia mendirikan kelompok bersenjata ini sebagai alat perjuangannya ketika kaum Rohingya teraniaya di Myanmar pada 2012.
Menurut Kapten Polisi Yang Naing Latt yang mengintrogasi para militan ARSA, kelompok ini ingin mendirikan negara muslim demokratis untuk rakyat Rohingya.
Meskipun tidak ada bukti kuat bahwa mereka memiliki jaringan asing dan mendapatkan bantuan finansial dari gerakan Islam asing, tetapi pemerintah Myanmar menduga bahwa kelompok ini terkait dan mendapatkan bantuan kelompok Islam dari luar negara.
Pemerintah Myanmar juga menuding ARSA membunuh 34 hingga 44 warga sipil serta menculik 22 korban lainnya yang dituduh berkolaborasi dengan pemerintah. Namun segala tudingan itu dibantah oleh ARSA seraya menyatakan bahwa mereka tidak memiliki kaitan dengan kelompk teroris manapun dan target mereka hanya satu yakni melawan rezmi Myanmar yang menindas.