Pengunjuk rasa melawan rasisme berbaris melalui Oakland, California, Sabtu, 12 Agustus 2017. Demonstran berkumpul untuk mengecam rasisme setelah terjadi kekerasan mematikan yang meletus pada demonstrasi nasionalis kulit putih di Virginia. AP/Noah Berger
TEMPO.CO, Washington- Presiden Donald Trump membubarkan 2 badan penasehat bisnis setelah sejumlah CEO menyatakan mundur dipicu bentrokan berdarah di Charlottsville, Virginia. Trump dikritik ambigu dalam menyikapi kelompok supremasi kulit putih dalam bentrokan itu.
"Saya mengakhiri keduanya, lebih baik daripada menekan para pebisnis di Dewan Manufaktur dan Forum Kebijakan dan Strategi. Terimakasih untuk anda semua," cuit Trump seperti dikutip dari Rediff.com, 17 Agustus 2017.
Trump mendirikan Dewan Penasehat Manufaktur pada Januari lalu, setelah pelantikannya sebagai presiden Amerika Serikat. Sementara, Forum Kebijakan dan Strategi yang beranggotakan 11 orang dibentuk pada Desember lalu, saat dirinya terpilih sebagai presiden.
Sebanyak 11 CEO yang duduk di dua badan itu memutuskan mundur setelah Trump dihujani kritik atas responsnya yang dianggap tidak tegas kepada kelompok supremasi kulit putih dalam bentrokan berdarah di Charlottsville, Virginia pada Sabtu pekan lalu. Bentrokan berlatar fasisme dan rasialisme ini menewaskan 3 orang dan melukai puluhan orang.
CEO yang mundur itu di antaranya Kenneth Frazier dari Merck, Brian Krzanich dari Intel, Kevin Plank dari Under Armour, dan Richard Trumka sebagai Ketua Federasi Buruh Amerika dan Kongres Lembaga Industri.
"Rasis dan pembunuhan yang terjadi di Charlotsville secara tegas harus dicela dan secara moral tidak setara dengan apapun juga," kta Campbell Soup, CEO Denise Morrison sebelum mengumumkan pengunduran dirinya.
Beberapa jam sebelum Trump membubarkan kedua badan penasehat presiden, sejumlah anggota Forum Kebijakan dan Strategi membuat pernyataan bersama yang menegaskan, sikap tidak toleran, rasis, dan kekerasan sama sekali tidak boleh hidup di Amerika. Sikap tidak toleran, rasis, dan kekerasan merupakan penghinaan terhadap nilai-nilai utama masyarakat Amerika.
Setelah itu, muncul kabar yang menyatakan jumlah CEO yang mundur dari 2 badan penasehat itu akan bertambah. Dan Donald Trump sepertinya sudah membaca kabar itu, sehingga ia membubarkannya.
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
35 hari lalu
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.