TEMPO.CO, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Dutrerte menyatakan, dia perlu waktu satu tahun untuk mengakhiri konflik di Marawi yang melibatkan milisi ISIS.
Menurutnya, milisi ISIS telah melancarkan serangan bersenjata sejak 2 bulan lalu menyebabkan sedikitnya 114 tentara tewas.
"Kami akan segera menyudahi perlawanan ISIS," kata Duterte.
Baca: Kongres Restui Duterte Perpanjang Darurat Militer di Marawi
Petinggi pertahanan Filipina itu mengakui, pasukannya sempat meremehkan kekuatan kelompok milisi yang ternyata terorganisir dengen baik tersebut.
Duterte menjelaskan, milisi pro-ISIS, Maute, menguasai kota Marawi pada 23 Mei 2017, dan beberapa bagian di selatan.
"Mereka sanggup bertahan kendati ratusan pasukan kami melakukan serangan darat dan gempuran udara," kata Duterte.
Baca: 600 Bangunan di Marawi Belum Bersih dari Teroris
Menanggapi kekerasan di Marawi yang masih berlanjut, para anggota parlemen Filipina menyetujui permintaan Duterte memperpanjang masa darurat militer hingga akhir tahun di Mindanao, serta menambah jumlah pasukan keamanan guna mengejar milisi.
Meskipun demikian, parlemen Filipina belum melihat rencana Duterte secara jelas mengenai bagaimana mengurus Marawi setelah pasukannya menguasai kota berpenduduk mayoritas muslim itu. Sekitar 70 militan masih bersembunyi di distrik komersial itu, mereka tinggal bersama penduduk desa.
Menurut Letnan Jenderal Carlito Galvez, Komandan Keamanan Mindanao, Filipina Selatan, lebih dari 500 tewas, termasuk 45 penduduk sipil dan 114 pasukan pemerintah. Sembilan tentara tewas, sementara 49 lainnya cedera saat pertempuran di Marawi pada Jumat, 21 Juli 2017.
INQUIRER | CHOIRUL AMINUDDIN
Berita terkait
Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa
23 jam lalu
Pelatih Timnas Filipina, Tom Saintfiet, berburu amunisi tambahan untuk menghadapi dua laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Baca SelengkapnyaFilipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan
1 hari lalu
Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air
Baca SelengkapnyaCuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius
2 hari lalu
Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.
Baca Selengkapnya5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD
4 hari lalu
Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.
Baca SelengkapnyaBukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia
4 hari lalu
Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia
Baca SelengkapnyaFilipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan
6 hari lalu
Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan
Baca SelengkapnyaPrabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin
6 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.
Baca SelengkapnyaTiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai
13 hari lalu
Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.
Baca SelengkapnyaWarga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan
24 hari lalu
Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.
Baca SelengkapnyaTajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran
26 hari lalu
Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia
Baca Selengkapnya