Diadili, Relawan Prancis Bantu Imigran Iran Kabur Demi Cinta

Reporter

Rabu, 28 Juni 2017 12:22 WIB

Beatrice Huret. Freemalaysiatoday.com

TEMPO.CO, Lille -Seorang wanita relawan kamp pengungsi di Calais, Prancis dihadapkan ke ke pengadilan karena diduga membantu imigran kabur ke Inggris. Imigran yang tak lain kekasihnya itu merupakan warga Iran.

Jika terbukti bersalah, Beatrice Huret, 45, relawan yang mantan pendukung partai politik Prancis antiimigran, Front Nasional, bakal menghadapi hukuman penjara karena membantu kekasihnya pengungsi asal Iran, Mokhtar keluar dari Prancis dengan naik perahu.

Baca: Foto Bayi Imigran Tewas Tenggelam Jadi Perhatian Dunia


Huret mengenal Mokhtar ketika bekerja sebagai relawan di kamp pengungsi di Calais. Wanita berusia 45 tahun ini adalah satu dari beberapa orang di sekitar Prancis yang telah didakwa membantu imigran secara ilegal dalam beberapa bulan terakhir. Meskipun tidak ada yang dipenjara, seorang petani baru-baru ini didenda 3000 euro.

Pengacara Huret akan meminta pengadilan di kota pesisir di Boulogne-sur-Mer menghentikan kasus itu karena mengklaim kliennya bertindak atas alasan kemanusiaan.

Huret akan diadili bersama tiga orang lainnya yang dituduh sebagai bagian dari jaringan penyelundupan, beberapa di antaranya diduga bertindak demi keuntungan finansial.

Baca: 10 Ribu Anak Pengungsi Hilang di Eropa

Seperti yang dilansir Free Malaysia Today pada 27 Juni 2017, kisah penyelundupan Huret dimulai pada Februari 2015, saat membantu pendatang Sudan yang menyusup ke Prancis. Ia kemudian melamar menjadi relawan di kamp imigran di Calais.

Huret mulai menjadi sukarelawan di kamp itu dan setahun kemudian bertemu dengan Mokhtar berusia 37 tahun, yang berada di antara sekelompok orang Iran yang menjahit mulut mereka untuk menolak pembongkaran kamp darurat tersebut pada Maret 2016.

Dengan bantuan Google Translate, pasangan itu menjalin hubungan. Setelah beberapa bulan tinggal bersama, Huret mulai mencari jalan ke Inggris.

Baca: Berdalih Belanja, Imigran Kabur dari Hotel

Setelah sebuah usaha yang gagal untuk menyelundupkan truk yang melintasi laut, Mokhtar meminta bantuannya dalam rencana lain yang nekad. Dia setuju untuk membeli sebuah kapal kecil seharga 1.000 euro dan pada tanggal 11 Juni 2016 dia dan dua temannya melintasi Selat berbahaya.

Perahu tersebut mengalami kebocoran dalam perjalanan namun ketiganya tiba dengan selamat setelah diselamatkan oleh penjaga pantai Inggris.

Huret kemudian menghadapi masalah setelah membantu kekasihnya imigran asal Iran kelaur dari Prancis dengan naik perahu. Benar saja, 2 bulan setelah itu dia ditangkap dan didakwa menjadi bagian dari jaringan penyelundupan imigran.

FREE MALAYSIA TODAY|YON DEMA

Berita terkait

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

2 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

7 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

12 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

20 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

21 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

21 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

26 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

27 hari lalu

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

30 hari lalu

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard

Baca Selengkapnya

Prancis Bantah Memasok Senjata ke Israel untuk Digunakan di Gaza

32 hari lalu

Prancis Bantah Memasok Senjata ke Israel untuk Digunakan di Gaza

Menhan Prancis membantah tuduhan dari jurnalis bahwa Prancis memasok komponen amunisi yang digunakan oleh tentara Israel dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya