TEMPO.CO, Jakarta – Qatar bersumpah tidak akan menyerah meski negara-negara Teluk memutus hubungan diplomatik dan mengisolasi negara itu. Qatar juga menegaskan tidak akan mengkompromikan kedaulatan negaranya terhadap kebijakan asing dalam mencari penyelesaian dari krisis diplomatik terbesar di kawasan itu dalam beberapa tahun terakhir.

”Kami telah diisolasi karena kami sukses dan progresif. Kami penyanggah perdamaian,” kata Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani kepada wartawan, seperti dikutip dari Channel News Asia, 8 Juni 2017.

Baca: Umat Kristen di Qatar Memohon Doa dari Masyarakat Internasional

”Kami tidak siap untuk menyerah, dan tidak akan pernah siap untuk menyerah, independen merupakan kebijakan luar negeri kami,” al-Thani menegaskan.

Pernyataan al-Thani ini merespons tawaran Amerika Serikat dan Kuwait untuk memfasilitasi penyelesaian ketegangan antara Qatar dan Arab Saudi beserta sekutunya.

Arab Saudi bersama sekutunya, seperti Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Yaman, memutus hubungan diplomatik dengan Qatar. Negara-negara mayoritas dari kawasan Teluk itu menuding Qatar mendukung kelompok teroris dan menjalin hubungan dengan Iran.

Baca: Bersimpati ke Qatar, Warga UEA Dipenjara 15 Tahun dan Bayar Denda

Selain memutus hubungan diplomatik, Qatar diisolasi dengan melarang pesawat Qatar melintas di udara negara-negara Arab itu, termasuk melarang warga Qatar berkunjung ke negara yang telah memutus hubungan diplomatiknya.

Sedangkan sebagian kebutuhan hidup Qatar merupakan hasil impor sehingga sekitar 2,7 juta warga Qatar tampak antre di sejumlah supermarket untuk membeli makanan untuk stok karena khawatir akan kelangkaan bahan pangan.

CHANNEL NEWS ASIA | MARIA RITA