TEMPO.CO, Doha-Umat Kristen di Qatar memohon doa dari masyarakat internasional karena negara tempat mereka hidup dan bekerja kini mengalami krisis setelah diisolasi negara-negara Teluk.
Para pemimpin Kristen di Qatar menyampaikan permohonan mereka untuk didoakan melalui lembaga pemantau persekusi Open Doors.
Baca Juga:
Baca: Bersimpati ke Qatar, Warga UEA Dipenjara 15 Tahun dan Bayar Denda
"Hidup terus berjalan, hampir seperti biasa. Bagi kami, hidup sama seperti pekan lalu, namun mohon doa untuk keselamatan kami. Banyak orang berdesakan di supermarket karena orang-orang ketakutan lalu membeli makanan untuk disimpan," kata seorang pemimpin agama Kristen di Qatar, seperti dikutip dari Christiantoday.com, 8 Juni 2017.
Menurut seorang tokoh agama Kristen, umat menggelar doa bersama untuk mendoakan para pemimpin Qatar dan negara-negara tetangganya.
Umat Kristen lebih punya waktu untuk berdoa bersama karena krisis terjadi bertepatan dengan Ramadan. Di Qatar, selama Ramadan jam kerja dikurangi hingga 50 persen, sehingga para pekerja Kristen memiliki waktu lebih luang untuk pergi ke gereja dan berdoa bersama.
Baca: Krisis Qatar, Uni Emirat Arab Ancam Embargo Ekonomi
Seorang staf Open Doors berharap sesuatu yang baik akan muncul dari krisis di Qatar.
"Umat Kristen di Qatar sangat dibatasi untuk menjalankan ibadahnya, dan mengalami tekanan ekstra yang tidak kita inginkan. Namun semoga dengan perhatian media saat ini ke Qatar akan membuat orang-orang berdoa untuk negara ini dan untuk masyarakat yang hidup dan bekerja di sini," kata pekerja Open Doors.
Qatar masuk dalam daftar 20 negara di dunia yang menjadi fokus pemantauan Open Doors dan menempati urutan ke 50 negara yang paling sulit bagi umat Kristen untuk menjalankan keyakinannya.
Qatar mengalami krisis setelah Arab Saudi dan delapan sekutunya, sebagian besar negara-negara Teluk, memutuskan hubungan diplomatiknya. Qatar dituding berkhianat dengan menjalni pertemanan dengan Iran serta mendukung organisasi teroris seperti Ikhwanul Muslimin, Houthi, ISIS. Namun Qatar membantah seluruh tudingan itu.
CHRISTIAN TODAY | MARIA RITA