Bombardir Maute, Militer Filipina Justru Tewaskan Tentara Sendiri

Reporter

Kamis, 1 Juni 2017 11:52 WIB

Tentara Filipina mengambil posisi untuk menyerang kelompok Maute di Marawi City, Filipina Selatan, 30 Mei 2017. AP/Bullit Marquez

TEMPO.CO, Manila - Sebanyak 10 tentara Filipina tewas dan delapan lainnya cedera akibat terkena tembakan serangan udara militer Filipina saat hendak menyerang kelompok teroris Maute di Marawi.


Menteri Pertahanan negara itu pada Rabu, 31 Mei 2017 mengatakan insiden itu terjadi ketika militer Filipina melancarkan operasi besar-besaran membebaskan Kota Marawi di wilayah selatan negara itu dari militan yang terkait dengan ISIS.


"Sekelompok tentara kita terkena serangan sendiri. Sepuluh maut dan delapan terluka," kata Menteri Pertahanan, Delfin Lorenzana, seperti dilansir BBC, Kamis 1 Juni 2017.


"Kadang-kadang ketika perang, koordinasi tidak dilakukan dengan baik sehingga kita menembak anggota sendiri," katanya tanpa merinci kapan insiden itu terjadi.


Militer Filipina menggunakan kombinasi operasi militer darat dan serangan helikopter untuk mengusir pemberontak yang menawan beberapa daerah di Marawi selama delapan hari.


Advertising
Advertising

Sebelumnya, Juru bicara militer, Brigadiar Jenderal Restituto Padilla sudah menguasai 90 persen Kota Marawi setelah delapan hari pertempuran dan telah menyebabkan 89 militan Maute tewas.


Baca: Serangan Marawi, Maute Sandera Sejumlah Pastur Filipina


Menurut Padila, 19 orang sipil dibunuh militan Maute dan menegaskan serangan udara tepat oleh militer tidak menyebabkan seorang pun warga sipil tewas.


Dia mengatakan, 21 anggota keamanan, terutama tentara tewas dalam pertempuran menjadikan jumlah keseluruhan 129 orang dan sekitar 176.920 orang telah mengungsi.


Pemerintah memperkirakan sekitar 1.000 warga masih terjebak di daerah pertempuran yang dikuasai militan dan pasukan keamanan sedang berusaha menyelamatkan mereka. Pada Selasa, 30 Mei 2017, sekitar 1.000 warga yang terperangkap, berhasil dibawa keluar.


Kelompok Maute melancarkan serangan di kota Marawi pada 23 Mei, mendorong Presiden Rodrigo Duterte untuk menempatkan seluruh Mindanao di bawah darurat militer selama 60 hari.


REUTERS | BBC | YON DEMA

Berita terkait

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

6 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

17 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

21 hari lalu

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

21 hari lalu

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.

Baca Selengkapnya

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

21 hari lalu

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Pembahasan di KTT trilateral antara Amerika Serikat, Filipina dan Jepang pekan depan akan mencakup Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

23 hari lalu

Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

Gempa Taiwan menewaskan sedikitnya sembilan orang dan 50 lainnya dilaporkan hilang dalam perjalanan ke taman nasional

Baca Selengkapnya

Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

24 hari lalu

Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

Presiden Joe Biden dan Xi Jinping mendiskusikan soal Taiwan dan Laut Cina Selatan dalam percakapan telepon terbaru.

Baca Selengkapnya

Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

24 hari lalu

Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

Gempa bumi berkekuatan lebih dari 7 magnitudo mengguncang Taiwan, Jepang hingga Filipina. Puluhan orang luka-luka, 1 tewas.

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

29 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Ferdinand Marcos Jr Janji akan Balas Tindakan Beijing di Laut Cina Selatan

29 hari lalu

Ferdinand Marcos Jr Janji akan Balas Tindakan Beijing di Laut Cina Selatan

Ferdinand Marcos Jr. akan menerapkan tindakan balasan yang proporsional terhadap serangan Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya