TEMPO.CO, Teheran - Warga Iran mulai memenuhi tempat pemungutan suara atau TPS untuk memilih presiden negara Para Mullah itu.
Sebanyak 63.500 tempat pemungutan suara dibuka pada Jumat, 19 Mei 2017, mulai pukul 08:00 waktu setempat. Antrean panjang terlihat di seluruh negeri dimana lebih dari 56 juta orang berhak untuk memilih.
Baca: Pemilu Iran, Ali Khamenei Tak Peduli Siapa Jadi Presiden
Pemimpin Spiritual Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei adalah orang pertama yang memberikan suaranya.
Seusai memberikan suaranya, Ayatollah Ali Khamenei mengucap syukur serta meminta warga Iran untuk berpartisipasi dalam pemilu yang menurutnya sangat penting itu.
"Saya bersyukur kepada Tuhan atas restu demokrasi dan partisipasi masyarakat dalam pemilihan. Saya minta semua orang berpartisipasi," kata Ayatollah, seperti dilansir Press TV, Jumat 19 Mei 2017.
Pemilihan presiden Iran diikuti oleh empat calon antara lain inkumben Presiden Hassan Rouhani, Ebrahim Raisi, Mostafa Hashemitaba, dan Mostafa Aqa-Mirsalim.
Baca: Pilpres Iran, Pertarungan Garis Keras dan Moderat
Adapun dua kandidat lain, Eshaq Jahangiri dan Mohammad Baqer Qalibaf mengundurkan diri.
Di antara para calon tersebut, Rouhani dan Raisi yang memiliki peluang paling besar untuk menang.
Rouhani, 68 tahun, yang bersaing untuk periode kedua, merupakan seorang ulama moderat yang berhasil menegosiasikan kesepakatan nuklir penting dengan kekuatan dunia pada 2015.
Penantang utamanya adalah Ebrahim Raisi, 56 tahun, seorang ulama garis keras dan mantan jaksa penuntut yang dekat dengan Khamenei.
Baca: Jajak Pendapat, Rouhani Bakal Menang di Pemilihan Presiden Iran
Jika tidak ada yang menang lebih dari 50 persen suara, maka akan diadakan pemilihan putaran kedua untuk dua kandidat peraih suara tertinggi pada pekan depan.
Selain memilih presiden, warga Iran juga memilih anggota Dewan Kota dan aparatur wilayah negara tersebut.
Pemungutan suara akan ditutup pada pukul 18:00 , namun ada beberapa TPS yang waktunya diperpanjang seperti dalam pemilihan Iran sebelumnya, di tengah ekspektasi jumlah pemilih yang tinggi.
PRESS TV | BBC | YON DEMA