TEMPO.CO, Kuala Lumpur-Malaysia mendeportasi tiga pria warga Turki yang diduga jaringan ulama Turki yang mengasingkan diri di Amerika Serikat, Fethullah Gulen. Pemerintah Turki menuding ketiganya terlibat dalam percobaan kudeta yang gagal pada Juli tahun lalu.
Ketiga warga Turki yang dideportasi ke Ankara, ibu kota Turki adalah Turgay Karaman, 43 tahun, berprofesi sebagai kepala sekolah; Ihsan Aslan, 39 tahun berprofesi sebagai pengusaha; dan Ismet Ozcelik, 58 tahun sebagai akademisi.
Sebelum dideportasi, mengutip Channel News Asia, 12 Mei 2017, aparat keamanan Malaysia menahan mereka pekan lalu dengan alasan mengancam keamanan nasional. Namun polisi Malaysia tidak menjelaskan apakah ada bukti ketiganya jaringan Gulen dan terlibat kudeta berdarah di Turki tahun lalu.
Insepktur Jenderal Polisi Malaysia Khalid Abu Bakar mengatakan, ketiga warga Turki dideportasi karena dicurigai mereka terlibat kelompok pendukung Gulen atau FETO. Pemerintah Turki menyebut organisasi ini sebagai organisasi teroris Gulenis.
Ketiganya juga menjadi buruan pemerintah Turki selama ini. Pemerintah Turki juga sudah membatalkan dokumen perjalanan mereka.
"Kehadiran mereka di Malaysia tidak sah dan status mereka diyatakan sebagai imigran ilegal," kata Khalid.
Khalid menegaskan, aparat polisi Malaysia terus memantau kelompok atau milisi asing yang mencoba menggunakan Malaysia sebagai pusat logistik, tempat tinggal, mengumpulkan bantuan dana atau markas untuk meluncurkan serangan yang dilakukan di dalam negeri maupun di luar negeri.
Isti Turgay Karaman, Ayse Karaman telah membuat permohonan kepada pemerintah Malaysia agar suaminya tidak dideportasi ke Turki, tapi ke negara lainnya. Namun permohonannya ditolak.
Adapun Human Rights Watch, Amnesty International, dan Kantor Hak Asasi Manusia PBB untuk Asia Tenggara sebelumnya mendesak Malaysi untuk tidak mendeportasi warga Turki tersebut karena dikhawatirkan mereka akan menghadapi penyiksaan atau persidangan yang tidak adil di Turki.
Aparat Turki telah menangkap 49 ribu orang dalam kaitan dengan kudeta yang fgagal dan 150 ribu orang diperiksa. Sekitar 145 ribu pegawai negeri sipil, aparat keamanan, dan akademisi telah dipecat.
Turki juga sudah membuat sejumlah tekanan kepada negara-negara lainnya yang menjadi rumah bagi organisasi-organisasi yang didukung Gulen. Gerakan Hizmet yang dibentuk Gulen saat ini menjalankan 2 ribu sekolah di berbagai negeri.