United Airlines Bayar Kompensasi terhadap Penumpang yang Diseret

Reporter

Jumat, 28 April 2017 17:05 WIB

Gambar dari video yang memperlihatkan seorang penumpang pesawat United Airlines, Dr David Dao diseret keluar dari pesawat yang ditumpanginya di Bandara Internasional O'Hare, Chicago, Amerika Serikat, 9 April 2017. Video ini menjadi viral di media sosial dan membuat geram netizen. AP Photo

TEMPO.CO, Washington – United Airlines akhirnya membayar kompensasi kepada David Dao, penumpang yang diseret dengan paksa dari pesawat setelah menolak untuk memberikan kursinya dengan sukarela.


Perusahaan penerbangan itu dan pengacara Dr. David Dao setuju untuk tidak mengungkapkan jumlah uang yang diterimanya setelah kesepakatan mereka pada Kamis waktu setempat.


Baca: Diseret dari Pesawat United Airlines, David Dao akan Menggugat


"Munoz mengatakan bahwa dia akan melakukan hal yang benar, " kata Thomas A. Demetrio, salah satu pengacara Dao, merujuk kepada Oscar Munoz, Direktur UtamaUnited Airlines.


"Selain itu, United menyatakan bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi pada penerbangan 3411, tanpa berusaha menyalahkan orang lain, termasuk Kota Chicago."


Advertising
Advertising

Charles Hobart, juru bicara United, juga mengkonfirmasi kesepakatan tersebut.


"Kami dengan senang melaporkan bahwa United dan Dao telah mencapai resolusi damai atas insiden yang terjadi di atas pesawat terbang 3411," katanya melalui email.


Perusahaan penerbangan itu sebelumnya mengatakan, mulai saat ini tidak ada penumpang yang akan dipaksa untuk menyerahkan tempat duduknya kecuali dalam kasus keselamatan dan keamanan.


Pada 9 April lalu, penumpang dari Kentucky, Dr David Dao, diseret keluar dari pesawat setelah menolak memberikan tempat duduknya secara sukarela kepada anggota kru.


Baca: David Dao, Nama Penumpang yang Diseret Keluar United Airlines


Dalam insiden yang direkam oleh penumpang lain, terlihat tiga petugas keamanan menyeret Dao dari kursi hingga ia mengalami gegar otak, patah hidung dan dua gigi copot.


Video yang kemudian diunggah ke dunia maya dan ditonton puluhan juta orang di dunia memicu kemarahan massal terhadap United Airlines.


Setelah mendapat kritikan luas, United Airlines kemudian memperbaiki manajemennya agar peristiwa serupa tidak terulang.


“Setiap konsumen berhak untuk diperlakukan dengan tingkat layanan tertinggi dan dengan bermartabat dan penuh rasa hormat,” kata pimpinan United Oscar Munoz.


“Dua pekan lalu kami gagal untuk memenuhi standar itu dan benar-benar meminta maaf,” tambahnya.


Pihak United Airlines kemudian menciptakan proses check-in baru yang memungkinkan penumpang untuk secara sukarela menyerahkan tempat duduk mereka jika ada situasi darurat. Jika penumpang sudah berada di pesawat maka tidak akan bisa diminta menjadi sukarelawan.


Dan bagi yang bersedia memberikan kursinya, United Airlines akan memberikan kompensasi sebesar US$ 10 ribu atau Rp 133,2 juta. Kompensasi ini naik tajam dari sebelumnya yang hanya US$ 1350 atau Rp 17,9 juta.


NEW YORK TIMES| BBC | YON DEMA

Berita terkait

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

4 jam lalu

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang

Baca Selengkapnya

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

7 jam lalu

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

Tanggal 30 April diperingati sebagai Hari Jazz Sedunia. Bagaimana kisah musik Jazz sebagai perlawanan?

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

11 jam lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

12 jam lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

13 jam lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

14 jam lalu

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

Deplu Amerika Serikat telah menetapkan 5 unit keamanan Israel melakukan pelanggaran berat HAM sebelum pecah perang di Gaza

Baca Selengkapnya

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

15 jam lalu

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

Tingginya angka kepemilikan senjata api di AS sudah sampai di level yang mengkhawatirkan. Bagaimana kondisi di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

15 jam lalu

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

Guru dan staf pengajar di Tennessee, Amerika Serikat dibolehkan bawa senjata api ke sekolah dan kampus. Begini aturannya.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

1 hari lalu

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.

Baca Selengkapnya

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

1 hari lalu

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

Demo bela Palestina terus bergolak di sejumlah kampus di AS. Terbaru adalah kandidat presiden AS Jill Stein termasuk di antara yang ditangkap.

Baca Selengkapnya