Rusia Pamer Pangkalan Militer Terbarunya di Antartika

Reporter

Rabu, 19 April 2017 06:10 WIB

Rusia telah meluncurkan basis baru militer di Artik yang mampu menampung 150 tentara serta pesawat tempur anti nuklir. Dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Moskow- Pemerintah Rusia memamerkan sebuah pangkalan militer terbarunya di dekat Antartika. Pangkalan militer diklaim mampu menampung pesawat tempur nuklir dan sekitar 150 tentara.

Dinding kompleks militer berbentuk segitiga tersebut dicat dengan warna biru, merah dan putih serupa dengan warna bendera Rusia. Kompleks militer itu dibangun di daerah terpencil Alexandra Land di Franz Josef Archipelago.

Baca juga: Rusia Ciptakan Robot Mampu Menembak

Fasilitas di dalam pangkalan militer itu dipamerkan pada situs resmi Kementerian Pertahanan Rusia, namun tidak seluruhnya. Hanya sebagian kecil interior serta tampak luar saja yang ditunjukan ke publik. Bagian dasar serta fasilitas persenjataan bangunan itu dirahasiakan.

Seperti yang dilansir Daily Mail pada 18 April 2017, situs itu merupakan pangkalan militer Rusia di Antartika terbesar yang pernah dibangun setelah jatuhnya Uni Soviet. Pangkalan militer angkatan udara kedua yang dibangun pada era Presiden Vladimir Putin di Antartika itu, dibangun di atas lahan seluas 14 ribu meter persegi.

Baca juga: Pasca-Perang Dingin, Rusia Tingkatan Patroli Kapal Selam

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu mengatakan bahwa kompleks yang dinamai Nagusky itu terdiri dari lima lantai dan terletak di ujung utara perbatasan Antartika Rusia. Bangunan itu mampu menampung 150 tentara yang dapat bertahan dalam kondisi udara di bawah minus 40 derajat celcius selama kurang lebih 18 bulan.

Para pejabat militer mengatakan mereka mungkin juga akan mengerahkan jet militer ke fasilitas tersebut. Termasuk pesawat tempur MiG-31, yang dirancang untuk menembak rudal jarak jauh ataupun pesawat pengebom SU-34.

Menurut Moskow Times, tempat itu juga dilengkapi dengan fasilitas hiburan termasuk bioskop, tenis meja dan meja biliar dan studio seni. "Tempat ibadah kecil yang terbuat dari kayu juga disediakan," ujar media Rusia itu.

Baca juga: Rusia Akan Bangun Replika Reichstag untuk Latihan Perang

Di bawah Presiden Vladimir Putin, Moskow gencar membuka kembali pangkalan militer Uni Soviet yang ditinggalkan di pulau-pulau terpencil sekitar Antartika dan memperbaharui fasilitas tersebut. Putin juga mengklaim hampir setengah juta mil persegi dari wilayah Kutub Utara sebagai kedaulatan Rusia.

Awal tahun ini Moskow dilaporkan mulai membangun fasilitas militer yang dilengkapi persenjataan nuklir guna bersaing dengan rival utama di wilayah kutub termasuk Kanada, Amerika Serikat, dan Norwegia serta pendatang baru Cina.

Pembangunan pos-pos militer itu disinyalir sebagai langkah untuk bisa menguasai sumber daya alam, terutama minyak dan gas yang terkandung di Kutub Utara yang dipercaya mencapai miliaran barel.

Baca juga: Putin Klaim Militer Rusia Terkuat di Dunia

Cadangan minyak di Kutub Utara diyakini jauh lebih besar daripada yang terkandung di Timur Tengah dengan perkiraan bernilai sekitar 23 triliun pound sterling atau Rp 390 ribu triliun.

Badan Survei Geologi Amerika Serikat memperkirakan Kutub Utara memiliki cadangan minyak dan gas setara dengan 412 miliar barel, sekitar 22 persen dari minyak yang belum ditemukan di dunia.



Mungkin, alasan menguasai cadangan minyak itu yang membuat Rusia membangun pangkalan militernya di dekat Antartika.

DAILY MAIL|BBC|YON DEMA

Berita terkait

Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri

13 November 2017

Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri

Bendera Rusia hilang dari konsulatnya di San Francisco, Amerika Serikat. Moskow menyebut benderanya dicuri.

Baca Selengkapnya

Rusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara

17 Oktober 2017

Rusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara

Rusia telah membuka kembali jalur lautnya ke Korea Utara setelah sekitar 2 bulan lamanya ditutup.

Baca Selengkapnya

ROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir

29 September 2017

ROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir

ROSATOM, BUMN Nuklir asal Rusia,??menjajaki peluang kerja sama di bidang energi nuklir di negara-negara kawasan Asia Tenggara..

Baca Selengkapnya

Berkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap

27 September 2017

Berkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap

Pasangan kanibal ditangkap polisi setelah ponselnya ditemukan dan mengaku telah membunuh sedikitnya 30 orang.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik

6 September 2017

Rusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk menuntut pemerintah Amerika Serikat atas perampasan properti diplomatik

Baca Selengkapnya

Presiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika

1 September 2017

Presiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika

Amerika Serikat telah meminta Rusia untuk menutup 3 kantor konsulatnya di San Francisco, Washington, dan New York.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang

24 Agustus 2017

Duta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang

Duta Besar Rusia untuk Sudan, Mirgayas Shirinsky, ditemukan tewas di kolam renang kediamannya di ibu kota Khartoum

Baca Selengkapnya

Liburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin  

6 Agustus 2017

Liburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin  

Putin menikmati liburan musim panasnya dengan berburu di padang gurun Siberia, berenang di air danau yang sangat dingin, dan memancing.

Baca Selengkapnya

Putin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun  

31 Juli 2017

Putin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun  

Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang baru mengenai Angkatan Udara Rusia untuk tetap di Suriah selama 49 tahun.

Baca Selengkapnya

Kucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak

27 Juli 2017

Kucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak

Seekor kucing di Rusia bernama Muska menjadi pahlawan setelah menyusui dan merawat 8 bayi landak yang tidak memiliki induk.

Baca Selengkapnya