Eksklusif, Catatan Jurnalis Turki Soal Referendum Konstitusi  

Reporter

Sabtu, 15 April 2017 14:05 WIB

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, berpidato di depan pendukungnya selama reli untuk referendum yang akan datang, di Izmir, Turki 9 April 2017. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta -Bagi Selim Caglayan, referendum konstitusi Turki seperti sebuah kisah. Karena ketika semua ekspatriat Turki di seluruh dunia dapat memberikan hak suara yang akan menentukan perubahan fundamental dalam konstitusi mereka, jurnalis Turki yang sudah tinggal di Indonesia selama 11 tahun terakhir ini harus gigit jari.



Rupanya, Kedutaan Turki di Indonesia tidak membuka tempat pemungutan suara bagi warga Turki yang ingin mendukung, atau menolak referendum seperti Selim.



“Sayang sekali yang terjadi saat pemilihan di luar negeri dipenuhi dengan ketidakadilan dan tekanan. Bahkan di Indonesia tidak ada pemungutan suara,” kata Selim dalam surat elektronik kepada Tempo, Selasa pekan lalu.


Advertising
Advertising


Baca: Referendum Turki di Australia, Oposisi Erdogan Mengaku Ditekan



Sebagai warga Turki, Selim memang berkepentingan terhadap pelaksanaan referendum yang di negara asalnya akan digelar pada 16 April. Meski ada 18 butir perubahan terhadap Konstitusi 1982, menurut Selim, hal yang paling kontroversial adalah penggantian sistem pemerintahan parlementer menjadi pemerintahan presidensial.



“Sistem presidensial yang ditawarkan dalam referendum berbeda dengan sistem presidensial yang kita ketahui. Sistem presidensial yang diajukan merupakan penggabungan dari yudisial, legislatif dan eksekutif berada di tangan satu orang, yaitu Presiden Recep Tayyip Erdogan,” ujar dia.



Baca: Ratusan Diplomat dan Pejabat Militer Turki Cari Suaka ke Jerman



Selim menuding bahwa referandum menjadi hal sangat penting bagi Erdogan untuk menyelamatkan dirinya dari sejumlah kasus seperti kasus skandal yang melibatkan bankir Turki, pengusaha Iran dan beberapa anggota keluarga dari kabinet Erdogan hingga dugaan penyelundupan senjata ke Suriah.



Tak heran, menurut Selim, jika AKP, partai penguasa di Turki menggunakan segala cara untuk meraih kemenangan, yakni dukungan mayoritas terhadap referendum. Selim menyebut AKP bermain curang dengan mengatakan siapapun yang tidak memberikan "evet" atau “iya” sebagai pendukung teroris.



“Kampanye oposisi Erdogan juga tidak diberi kesempatan untuk berkampanye, beberapa dari mereka tidak mendapatkan izin untuk mengadakan rapat umum, dan tidak mendapatkan izin untuk pemberitaan di media. Bahkan pendukung pro-AKP melakukan penyerangan ketika pihak oposisi berkampanye,” ia menuturkan.



Baca: Pasca Kudeta, Turki Tangkap 113 Ribu Diduga Pendukung Gulen



Meski begitu, Selim cukup optimistis warga yang menolak referendum akan menang. Ia meyakini hal itu berdasarkan sejumlah hasil jajak pendapat yang digelar oleh lembaga terkemuka di Turki. Apalagi Abdullah Gul, bekas presiden sekaligus pendiri AKP dengan tegas menolak referendum tersebut.



“Kalau tidak ada permainan, hasilnya pasti referendum ditolak,” ucap Selim, yakin.



Sebab, jika referendum menang, Selim dapat membayangkan masa depan suram yang akan dihadapi Turki.



Sejak kudeta gagal pada 15 Juli 2016 lalu, rezim Erdogan telah memecat 134.194 pegawai negeri sipil. Mereka yang dipecat terdiri atas 7.317 akademisi dan 4.317 jaksa dan hakim. Sebanyak 95.458 orang ditangkap dan 47.685 lainnya ditahan.



Baca: Jajak Pendapat Referendum Turki, Pendukung Erdogan Raih 52 Persen



Kebebasan pers di Turki pun memburuk. Sebanyak 149 perusahaan media ditutup, sementara 231 jurnalis ditahan dengan tuduhan menjadi pengikut Fethullah Gulen, tokoh Islamis yang dituding berada di balik kudeta.



“Referandum akan memberikan kekuatan kepada Erdogan sehingga tak dapat dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dilakukannya kepada masyarakat. Jika ini berhasil dia dapat mengubah seluruh UU sesuka hatinya.”



Ia pun berharap warga Indonesia membuka mata atas apa yang dilakukan Erdogan selama ini sehingga tak mendukung referendum konstitusi Turki. “Wahai sahabat Indonesia, lihatlah apa yang dilakukan Erdogan saat ini di Turki. Jika tidak tahu tolong lihat lagi. Namun jika kalian mengetahuinya dan mendukungnya, berarti kalian sama zalimnya dengan dia.”



SITA PLANASARI AQUADINI

Berita terkait

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

4 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

7 hari lalu

Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

Recep Tayyip Erdogan dalam rapat dengan Hamas, berjanji memberikan dukungan pada warga Gaza yang saat ini menderita akibat perang Gaza

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

11 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

12 hari lalu

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?

Baca Selengkapnya

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

12 hari lalu

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.

Baca Selengkapnya

Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

14 hari lalu

Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

Turki memiliki kereta wisata baru yang akan membawa wisatawan menjelajahi situs bersejarah di negara tersebut

Baca Selengkapnya

5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

18 hari lalu

5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

Perayaan lebaran di berbagai negara menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman. Berikut yang dilakukan di 5 negara ini.

Baca Selengkapnya

Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel

19 hari lalu

Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel

Kementerian Perdagangan Turki mengumumkan pembatasan ekspor produk tertentu ke Israel untuk mendesak gencatan senjata dan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Baca Selengkapnya

Erdogan Telepon Prabowo: Beri Selamat Menang Pilpres hingga Ucapan Idul Fitri

19 hari lalu

Erdogan Telepon Prabowo: Beri Selamat Menang Pilpres hingga Ucapan Idul Fitri

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan ucapan selamat kepada Prabowo Subianto via sambungan telepon.

Baca Selengkapnya

Israel Tolak Permintaan Turki untuk Kirim Bantuan ke Gaza Lewat Udara

19 hari lalu

Israel Tolak Permintaan Turki untuk Kirim Bantuan ke Gaza Lewat Udara

Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan Israel menghalangi negaranya mengirim bantuan ke Gaza melalui jalur udara.

Baca Selengkapnya