Mantan Presiden Park Geun-hye bersama penyidik dalam berjalan ke Pusat Deteksi Seoul di Uiwang, Provinsi Gyeonggi, 31 Maret 2017. Korea Times
TEMPO.CO, Seoul — Memenuhi permintaan eks Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, agar kertas dinding sel tahanannya diganti, sebuah rumah tahanan Korea Selatan menuai kritik.
Seperti dilansir The Independent, Jumat, 14 April 2017, Park menerima perlakuan berbeda dari tahanan lain. Presiden perempuan Negeri Ginseng itu diizinkan tinggal di kantor sipir selama dua hari, sedangkan sel yang akan ditempati Park diperbaiki.
Sejumlah media lokal menyebut, perbaikan sel itu dilakukan atas permintaan Park yang menolak masuk ke sel karena dinilai kotor. Ia pun menuntut agar kertas dinding sel diganti yang baru.
Mantan presiden itu juga dikabarkan ditempatkan terpisah dengan tahanan lain dalam sel yang sebenarnya dirancang untuk ditempati enam orang.
Sejumlah kalangan menuding pihak rumah tahanan memberikan perlakuan istimewa kepada Park.
Seperti dikutip kantor berita Yonhap, pihak rutan membantah tudingan tersebut dan mengatakan pemisahan Park dari tahanan lain merupakan keputusan yang tak bisa dihindari demi alasan keamanan.
Sedangkan pergantian kertas dinding sel tahanan Park, menurut pihak Rutan, terpaksa dilakukan karena sudah tidak diganti sejak 2013.
Park ditahan karena menghadapi sejumlah dakwaan terkait dengan skandal suap yang membuatnya dimakzulkan pada Maret lalu.
Ia digulingkan pada 10 Maret lalu perihal skandal korupsi yang menjerumuskan Korea Selatan ke dalam kekisruhan politik.
Mantan presiden ini dituduh memberikan keistimewaan kepada sejumlah perusahaan besar Korea Selatan dengan imbalan donasi untuk sebuah yayasan yang dikelola sahabat dekat Park, Choi Soon-sil.
Park resmi ditahan pada 31 Maret lalu dan menurut jadwal jaksa akan mengajukan dakwaan resmi pada pekan depan.
YONHAP | THE INDEPENDENT | SITA PLANASARI AQUADINI