Anas Fransis, bertemu dengan cucunya Laila Saeed yang baru tiba di pusat penyambutan di Montreal, Kanada, 12 Desember 2015. Pemerintah Kanada telah menyepakati akan menampung 25.000 pengungsi asal Suriah. Paul Chiasson/The Canadian Press via AP
TEMPO.CO, Calgary - Warga Suriah, Rabu, 5 April 2017, berkumpul di depan aula Kota Calgary, Kanada, untuk mengutuk serangan gas beracun terhadap warga sipil di tanah air mereka, Selasa, 4 April 2017.
Serangan yang berlangsung pada Selasa di Provinsi Idlib, barat laut Suriah, itu menurut lembaga pemantau hak asasi, diyakini menewaskan sedikitnya 100 orang. "Sedangkan 100 korban lainnya mengalami luka-luka."
Tahir Siddique, salah seorang yang hadir di aula Kota Calgary mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa melakukan aksi lebih banyak guna menyelamatkan orang-orang tak berdosa.
"Kami sangat perhatian terhadap penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil," katanya.
"Kami telah menyaksikan gambar anak-anak muda dan bayi tewas akibat senjata kimia yang disebar melalui serangan udara. Foto-foto itu sangat mengerikan. Kami meminta PBB segera bertindak terhadap pelaku kejatan perang, siapapun pelakunya."
Siddque juga meminta Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, melakukan intervensi guna mengakhiri perang di Suriah.
Sebelumnya, Perdana Menteri Trudeau mengutuk serangan kimia tersebut dan menyatakan Kanada siap mengucurkan bantuan kemanusiaan senilai Rp 11,2 triliun.
Warga Suriah lainnya, Asina Ashwani, mengatakan, dia merasa perlu datang di acara unjuk rasa ini setelah melarikan diri dari perang saudara di Suriah.
LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada
4 hari lalu
LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada
Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.