Ekspresi seorang umat kristen saat menyaksikan Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi bertemu dengan Paus Tawadros II dalam acara malam natal koptik Mesir di Gereja Ortodoks Koptik Alexandria dan Patriarkh Tahta St. Mark Cathedral, Kairo, 6 Januari 2016. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
TEMPO.CO, Kairo - Sejumlah umat Kristen Koptik Mesir mulai berkemas meninggalkan kota terbesar di Sinai, El-Arish, setelah terjadi pembunuhan terhadap anggota mereka.
Menurut laporan kantor berita AP, Kamel Youssef, 40 tahun, seorang tukang ledeng di sana, pada Kamis, 23 Februari 207, menjadi korban terakhir serangan kaum militan.
"Dia diserang di rumahnya dan ditembak mati di depan istri dan anak-anaknya," tulis World Wacth Monitor, Jumat, 24 Februari 207.
Sumber lain mengatakan, "Dia ditembak di bagian leher, selanjutnya rumahnya dibakar kaum militan."
Perisitwa ini menyusul pembunuhan terhadap seorang ayah dan putranya tiga hari sebelumnya setelah salah seorang warga Mesir bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) bersumpah "menghabisi" warga Kristen Mesir.
Bulan lalu, enam warga Koptik tewas dibunuh di El-Arish. Saat ini, tulis World Wacth Monitor, sejumlah keluarga Koptik meninggalkan kota tersebut, termasuk keluarga pembunuhan seorang duru sekolah Gamal Tawfiq yang tewas ditembak saat perjalanan menuju sekolah pada 6 Februari 2017.
"Pembunuhan keluarga menimpa seorang ayah dan anaknya yang akan tinggal di kampung halamannya di Suez. Dia dibunuh ketika dalam perjalanan pulang dari kuburan."
