Ngeyel, Trump Akan Buat Lagi Larangan Imigran Muslim  

Reporter

Jumat, 17 Februari 2017 09:21 WIB

Karakter Donald Trump dilihat dari tulisan tangannya by Reuters

TEMPO.CO, Washington - Setelah perintah eksekutifnya untuk melarang pengungsi dan warga dari tujuh negara berpenduduk mayoritas muslim dibekukan sejumlah pengadilan federal, Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak akan melawan dengan banding.

Seperti diberitakan The Independent, Jumat, 17 Februari 2017, Trump akan merevisi perintah itu agar dapat dilaksanakan.

Baca: AS Cegah Muslim, PM Kanada Justru Sambut Imigran Muslim

“Perintah eksekutif ini akan dibuat ulang agar sesuai dengan keputusan pengadilan federal di Negara Bagian Washington, yang membekukan aturan ini secara nasional sepekan setelah diteken,” ucap Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, Kamis, 16 Februari 2017, waktu setempat.

Namun dia tidak menjelaskan perbedaan antara perintah baru dan perintah kontroversial yang dikeluarkan pada 27 Januari lalu.

“Masalah yang kita hadapi (dengan perintah eksekutif itu) adalah pengadilan buruk, sehingga kita mengeluarkan putusan yang buruk pula,” kata Trump.

Trump semula mengancam akan mengadukan masalah ini ke Mahkamah Agung. Tapi Departemen Hukum memutuskan merevisi aturan itu dan akan mengajukannya lagi.

Setelah 27 Januari 2017, hampir semua warga dari negara yang masuk daftar hitam dilarang masuk Amerika Serikat untuk sementara waktu. Sedangkan pengungsi asal Suriah dilarang masuk hingga waktu yang belum ditentukan.

Hakim pengadilan federal di Seattle, James Robat, membekukan larangan anti-imigran muslim ini secara nasional pada 3 Februari 2017.

Upaya banding pemerintah ke pengadilan banding di San Francisco juga berakhir sama. Majelis hakim banding justru mengukuhkan putusan hakim Robat.

Trump berdalih, perintah ini dibuat untuk memerangi teror. Tapi tak ada satu pun dari tujuh negara yang masuk daftar hitam pernah melakukan kejahatan teror di Amerika Serikat sejak 2001.

THE INDEPENDENT | THINKPROGRESS |SITA PLANASARI AQUADINI




Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

2 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

6 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

9 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

10 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

11 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

20 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

1 hari lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

1 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

1 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

1 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya