Presiden AS Donald Trump memberikan berkas Obamacare yang sudah ditandatanganinya kepada staf Reince Priebus (kanan) di Kantor Oval di Washington, 20 Januari 2017. REUTERS
TEMPO.CO, Washington- Belum genap sebulan menjabat sebagai presiden Amerika Serikat, Donald Trump sudah kewalahan menghadapi banyaknya pekerjaan yang harus ia kerjakan. Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Bill O'Reilly dari Fox News, Trump mengaku terkejut ketika mengetahui banyaknya pekerjaan sebagai presiden. Trump harus bekerja keras dan sering tidur hanya empat sampai lima jam sehari.
"Suatu hari saya berjalan ke pintu masuk utama Gedung Putih dan saya berkata kepada diri sendiri, Ini sangat menakjubkan. Atau berjalan ke Air Force One, itu seperti pengalaman yang berbeda, tetapi Anda harus melakukan lebih dari itu karena ada begitu banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata Trump.
Seperti yang dilansir Independent pada 8 Februari 2017, Dia juga mengatakan bahwa harus bekerja sampai tengah malam dan tidur pada pukul 01:00 pagi dan sudah mesti bangun sebelum pukul 5 pagi untuk sarapan, membaca koran, dan memeriksa acara televisi.
Sebelumnya, Trump dilaporkan mengawali pekerjaannya dengan mengkoreksi segala sesuatu yang akan disampaikan Juru Bicara Gedung Putih, Sean Spicer. Banyak coretan spidol terhadap bahan yang tidak disukainya dalam laporan Spicer.
Bahkan saking banyaknya tugas yang harus ia kerjakan, sebuah laporan menyebutkan bahwa ia sampai tidak menyadari telah mengangkat Steve Bannon sebagai kepala strategis Gedung Putih, ketika menandatangani salah satu dari beberapa perintah eksekutif.
Sejak pelantikan Trump pada 20 Januari lalu berbagai laporan menyebutkan bahwa dirinya kebingungan dalam membuat beberapa keputusan termasuk mengatasi keinginan para pejabat tinggi.
New York Times bahkan melaporkan bahwa Kepala Staf Gedung Putih, Reince Priebus mencoba untuk mengendalikan Trump dengan melakukan pemeriksaan dan proses verifikasi sebelum kebijakan baru dan perintah eksekutif dikeluarkan.
Ini bukan pertama kalinya Trump dikejutkan oleh ruang lingkup pekerjaan. Pada November 2016, setelah memenangkan pemilihan presiden, sebuah sumber mengatakan kepada NBC News bahwa Trump terkejut ketika diberitahu oleh Barack Obama bahwa ia harus menyusun ulang seluruh staf Gedung Putih.
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
30 hari lalu
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.