Para pengunjuk rasa Palestina terlibat bentrok dengan pasukan Israel usai menggelar aksi unjuk rasa di desa Tepi Barat Kofr Qadom dekat Nablus, 30 Desember 2016. REUTERS
TEMPO.CO,Tel Aviv – Parlemen Israel mengesahkan rancangan undang-undang yang melegalkan pendirian 4.000 rumah di Tepi Barat, wilayah yang disengketakan antara Israel dan Palestina.
Sebanyak 60 suara di parlemen memberikan dukungan kepada RUU ini, dan 52 suara menolaknya. Pengesahan RUU ini juga menimbulkan perpecahan di dalam pemerintahan Israel.
Jaksa Agung Israel Avichai Mandelblit menyatakan RUU ini melanggar konstitusi. Ia menegaskan tidak akan mendukungnya di mahkamah pengadilan.
Sebaliknya, menteri kabinet Ofir Akunis saat debat di parlemen memberikan dukungan atas RUU ini. Menurut dia, seluruh Tepi Barat merupakan milik Israel.
”Kita voting malam ini dikaitkan antara rakyat Yahudi dan tanahnya. Seluruh tanah ini milik kita. Semuanya,” kata Akunis, seperti dikutip dari BBC, 7 Februari 2017.
Suasana gaduh terjadi di ruang parlemen ketika sejumlah parlemen oposisi berteriak dari kursi mereka saat koalisi pemerintah Israel memberikan dukungan terhadap RUU ini.
RUU ini memuat alternatif penyelesaian dengan memberikan uang kompensasi kepada warga Palestina yang memiliki lahan di Tepi Barat, atau memberikan lahan alternatif sebagai penggantinya.
Palestina langsung beraksi dengan pengesahan RUU oleh parlemen Israel. Palestina mengecam pemberlakuan undang-undang itu.
”Ini sebuah eskalasi yang hanya akan mengarah lebih pada chaos dan guncangan. Ini tidak dapat diterima. Ini pengaduan dan masyarakat internasional harus secepatnya bertindak,” kata Nabil Abu Rudeinah, juru bicara pemimpin Palestina Mahmoud Abbas.
Pengesahan RUU, yang melegalkan pendirian 4.000 ribu rumah di Tepi Barat oleh Israel, dinilai telah mencederai proses negosiasi damai antara Israel dan Palestina, yang difasilitasi PBB.
Utusan khusus PBB untuk Timur Tengah, Nickolay Mladenov, meminta parlemen Israel memberikan suara guna menentang RUU ini. “Ini akan menghapus prospek damai Arab-Israel,” kata Mladenov.
Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengecam Israel atas program pembangunan 6.000 rumah di Tepi Barat dan Yerusalem timur. Pembangunan rumah telah dirancang Israel menjelang berakhirnya jabatan Obama sebagai Presiden AS.
Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan pembangunan rumah baru di Tepi barat boleh jadi tidak membantu proses perdamaian. Ini sikap moderat Trump, yang selama ini dianggap sebagai sekutu dekat Israel.
Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu
12 jam lalu
Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu
Israel mengancam melakukan pembalasan terhadap Otoritas Palestina jika ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu dan menteri-menterinya.
Blinken Sebut AS Tak Dukung Serangan Israel ke Rafah
19 jam lalu
Blinken Sebut AS Tak Dukung Serangan Israel ke Rafah
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dia belum melihat rencana efektif dari pihak Israel untuk melindungi warga sipil sebelum operasi militer di Rafah.