Bahas Pengungsi, Trump Mengamuk Tutup Telepon PM Australia

Reporter

Kamis, 2 Februari 2017 18:12 WIB

Malcolm Turnbull bersama Barack Obama. thenewdaily.com.au

TEMPO.CO, Washington - Diplomasi roller coaster Presiden Amerika Serikat Donald Trump kali ini menimpa Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull. Melalui percakapan telepon, Turnbull dan Donald Trump membahas kesepakatan pengiriman pengungsi ke Amerika di masa Presiden Barack Obama. Donald Trump menyatakan keberatan untuk menerima 1.250 pengungsi sesuai kesepakatan Turnbull-Obama.

Berita terkait:
Donald Trump Dukung Obama untuk Pengungsi Asal Australia
Donald Trump Larang Imigran Timur Tengah Masuk AS

Menurut sumber yang dikutip CNN, percakapan telepon pada Sabtu, 28 Januari 2017, memanas. Donald Trump tetap keberatan dengan kesepakatan itu dan mengakhiri percakapan yang baru berlangsung 25 menit dari satu jam seperti dijadwalkan.

Seolah membenarkan sumber, Donald Trump menyatakan keberatannya atas kesepakatan Turnbull-Obama melalui akun Twitter-nya pada hari ini, 2 Februari 2017, pukul 10.55.

"Apakah kamu percaya itu? Pemerintah Obama setuju mengambil ribuan imigran ilegal dari Australia. Mengapa? Saya akan pelajari kesepakatan tolol ini!" cuit Donald Trump.

Sumber CNN mengatakan Turnbull beberapa kali menjelaskan perjanjian yang dibuatnya bersama Obama bukan ribuan pengungsi, melainkan 1.250 pengungsi.

Selain jumlah, Turnbull diminta untuk mengajukan seluruh pengungsi untuk dikirim ke Amerika untuk mengikuti pemeriksaan. Dan jika hasilnya tidak memenuhi persyaratan, mereka dilarang masuk Amerika.

Sikap kasar Donald Trump saat bertelepon dengan Turnbull, yang dibocorkan pertama kali oleh Washington Post, dibantah oleh Turnbull. Menurut dia, Donald Trump bersikap sopan saat berbicara melalui telepon dengannya.

Jika pun Donald Trump mengatakan kesepakatan pengiriman para pengungsi ke Amerika sebagai kesepakatan tolol, Turnbull mempersilakan Donald Trump mengeluarkan kesepakatan yang dianggap baik. Presiden dan pemerintahannya telah sepakat untuk menghormatinya.

Ditanya tentang sikap kasar Donald Trump kepadanya, Turnbull menjawab: "Saya tidak akan berkomentar mengenai percakapan antara saya dan Presiden Amerika Serikat lebih dari apa yang telah saya sampaikan secara publik, dan Anda dapat memahami alasannya."

Sebelum berbicara dengan Turnbull pada Sabtu pekan lalu, Donald Trump telah berbicara dengan empat kepala negara dan pemerintahan, yakni Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Prancis Francois Hollande, Kanselor Jerman Angela Merkel, dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Turnbull berada di urutan kelima. Setiap pembicaraan berlangsung selama satu jam.

CNN | WASHINGTON POST | MIRROR | MARIA RITA

Berita terkait

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

2 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

4 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

4 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

5 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

5 hari lalu

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Baca Selengkapnya

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

5 hari lalu

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

Berikut fakta-fakta soal kasus penusukan di Mall Bondi Sidney pekan lalu yang menghebohkan Australia.

Baca Selengkapnya

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

6 hari lalu

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

Tony Vidmar mengaku tersingkirnya Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 tak akan mengganggu prospek jangka panjang para pemain.

Baca Selengkapnya

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

6 hari lalu

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

Setelah serangan penusukan yang merenggut 6 orang, ratusan orang berkumpul untuk mengenang para korban dengan menyalakan lilin dan menyanyikan himne

Baca Selengkapnya

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

6 hari lalu

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

Pemilik media sosial X Elon Musk menolak untuk menghapus konten media sosial tentang insiden penikaman uskup di Sydney, menentang perintah komisaris sensor Australia.

Baca Selengkapnya

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

6 hari lalu

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK

Baca Selengkapnya